Pekan lalu, Trump mengarahkan Pentagon untuk menarik 9.500 pasukan AS di Jerman, yang merupakan seperempat dari total tentara AS di sana.
Peter Beyer sekutu Kanselir Angela Merkel berujar, keputusan itu dapat berdampak pada hubungan baik antara sekutu-sekutu NATO yang sudah dipupuk sejak lama.
"Ini benar-benar tidak dapat diterima, terutama karena tidak ada seorang pun di Washington yang memberitahu sekutu NATO-nya Jerman," ujar Peter Beyer kepada surat kabar Rheinische Post.
Beyer sebagai koordinator trans-Atlantik Jerman, mengatakan kepada kantor berita DPA bahwa "hubungan Jerman-AS bisa sangat dipengaruhi oleh keputusan seperti itu dari Presiden AS."
Kemudian seorang pejabat senior pemerintahan berkata kepada Wall Street Journal, diskusi internal telah berlangsung sejak September, dan penarikan pasukan tidak ada hubungannya dengan keputusan Merkel untuk tidak menghadiri pertemuan G7 di Washington musim panas ini.
Pada Senin (8/6/2020), pemerintahan Merkel mengatakan pihaknya masih belum mendengar berita resmi dari Washington.
"Sampai sekarang, tidak ada konfirmasi resmi oleh pihak berwenang di Amerika Serikat apakah rencana ini benar-benar akan dilaksanakan atau tidak," kata Menteri Pertahanan Annegret Kramp-Karrenbauer kepada wartawan di Berlin.
Ia lalu menambahkan, "Kami hanya meyakini informasi yang ada di media."
Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Mass menilai hubungan Berlin dengan Washington adalah sesuatu yang "rumit".
"Kami menghormati kerja sama dengan angkatan bersenjata AS yang telah berkembang selama beberapa dekade. Ini adalah kepentingan kedua negara," terang Maas kepada surat kabar Jerman Bild.
"Kami adalah mitra dekat dalam aliansi trans-atlantik. Tapi ini rumit," imbuhnya.
Trump telah mengkritik para anggota NATO karena tidak cukup membayar bagian pertahanan mereka. Sementara itu Jerman diperkirakan tidak akan mencapai tingkat pembiayaannya sampai 2031.
Para pejabat Jerman menyatakan kerisauan bahwa penarikan pasukan AS dapat menimbulkan risiko keamanan di benua itu dengan melemahkan NATO.
Akan tetapi dalam pertemuan NATO pada Juli 2018 dengan Sekretaris Jenderal Jens Stoltenberg, Trump mempertanyakan kenapa AS yang melindungi Jerman, bukannya Rusia yang notabene-nya ada kesepakatan di bidang energi dengan Jerman.
"Saya pikir itu sangat menyedihkan ketika Jerman membuat perjanjian minyak dan gas besar-besaran dengan Rusia, di mana Anda diharuskan menjaga Rusia, dan Jerman membayar miliaran dan miliaran dollar setahun ke Rusia," ucap Trump ke Stoltenberg.
"Jadi kami melindungi Jerman, kami melindungi Perancis, kami melindungi semua negara-negara ini. Dan kemudian banyak negara membuat kesepakatan saluran pipa dengan Rusia, di mana mereka membayar miliaran dollar ke pundi-pundi Rusia. Dan saya pikir itu tidak layak."
"Tetapi Jerman sepenuhnya dikendalikan oleh Rusia, karena mereka akan mendapatkan 60-70 persen energi mereka dari Rusia dan pipa baru," lanjut Trump dikutip dari New York Post.
Sementara itu, Polandia berharap beberapa pasukan AS yang ditarik dari Jerman akan dipindahkan ke sana.
"Saya sangat berharap sebagai hasil dari banyak pembicaraan yang kami lakukan... sebagian pasukan yang berbasis hari ini di Jerman yang sedang dipindahkan oleh Amerika Serikat... memang akan datang ke Polandia," terang PM Polandia Mateusz Morawiecki kepada radio swasta RMF24.
"Keputusannya sekarang di pihak AS," pungkasnya.
/global/read/2020/06/09/103010170/akan-kehilangan-9500-tentara-as-jerman-mulai-risau