KOMPAS.com – Kemasan yang menarik jadi salah satu kunci penting agar produk jamu bisa diterima pasar China. Hal itu disampaikan oleh Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok & Mongolia Djauhari Oratmangun.
Baca juga: Tren Obat Herbal Tingkatkan Peluang Ekspor Jamu Indonesia ke China
Dalam sesi webinar Jamu Modern Untuk Pasar Indonesia, Asia, Afrika, Timur Tengah & Eropa, Selasa (15/9/2020), Djauhari memberi contoh berupa satu kantung kue bulan isi enam yang dikemas dengan sangat menarik.
“Isinya ternyata kue bulan. Kemasannya keren. Jadi enam kue bulan ini bisa dijual dengan harga mahal,” kata Djauhari.
Menurut Djauhari, cara mengemas jamu secara kreatif akan membuat jamu mampu bersaing dan diterima oleh pasar China.
Selain kemasan, Djauhari juga menyebutkan bahwa storytelling atau penceritaan yang menarik perlu ada pada kemasan jamu nantinya.
Baca juga: Popularitas Jamu di Indonesia Naik berkat Olahan Baru dan Café Jamu
Storytelling adalah cara produsen menyampaikan kisah di balik produk yang mereka jual dengan cara yang menarik. Storytelling bukan sekadar menyampaikan manfaat dari produk tersebut.
Djauhari kembali mencontohkan sebuah produk yang ia miliki. Saat itu ia diberi akar yang katanya ditanam hanya di gunung tertentu saja.
“Saya tidak hanya lihat akarnya saja tapi cerita akar tersebut. Bahwa akar ini bisa menyembuhkan itu dibuat menarik. Sehingga yang bacanya percaya. Saya sebenarnya enggak yakin juga akar itu bisa bikin saya sehat.”
“Selain packaging yang cocok dengan keinginan mereka (orang-orang China) tapi juga storytelling. Kalau beli produk Tiongkok pasti ada cerita mengenai produk tersebut,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.