优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Survei KPK Ungkap Praktik Menyontek Pelajar dan Kedisiplinan Guru-Dosen, Ini Hasilnya

优游国际.com - 25/04/2025, 13:03 WIB
Sania Mashabi,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti merespons hasil Survei Penilaian Integritas (SPI) dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) soal banyaknya siswa yang menyontek di sekolah.

Menurut Mu'ti, hasil survei itu menunjukkan bahwa kondisi tersebut menunjukkan tingkat kejujuran dunia pendidikan sedang tidak baik-baik saja.

"Memang ada alarm, ada lampu kuning dari KPK bahwa kita ini dari sisi kejujuran itu memang sedang tidak baik-baik saja," kata Mu'ti di Kantor Kemendikdasmen, Jakarta, Jumat (25/4/2025).

Kendati demikian, pihaknya menilai hasil survei tersebut merupakan masukkan yang baik dari KPK untuk memperbaiki kinerja Kemendikdasmen.

Baca juga: 2 Hari UTBK SNBT 2025 Digelar, Ada 14 Kasus Kecurangan Ditemukan

Termasuk memperbaiki agar siswa tidak lagi menyontek di sekolah melalui pendekatan pembelajaran yang mengedepankan fokus pada disiplin ilmu.

"Karena itu kami berusaha untuk ke depan memperbaiki agar pendekatan pembelajaran itu lebih menekankan pada hal yang berkaitan dengan penguasaan ilmu bukan angka-angka," ujarnya.

Menurut Mu'ti sebenarnya ada beberapa hal yang membuat siswa menyontek di sekolah. Pertama, pendekatan pembelajaran yang fokus pada penilaian angka.

Sementara faktor kedua yang mempengaruhi adalah soal-soal yang diberikan oleh sekolah membuat siswa ingin menyontek.

"Karena itu maka kalau ini nanti kita coba perbaiki dari sisi metodologi mudah-mudahan kebiasaan itu mulai dapat dikurangi," ungkapnya.

"Tapi sekali lagi kita berusaha perbaiki semua sebagai bagian dari komitmen bahwa bangsa ini harus lebih baik dan bangsa ini bisa lebih baik melalui pendidikan yang lebih baik," jelas Mu'ti.

Baca juga: Kisah Felicia Putri Tjiasaka, Lulusan Cum Laude PresUniv Raih Beasiswa Penuh S2 Harvard

Sebelumnya diberitakan, kasus menyontek masih ditemukan di hampir seluruh kampus dan sebagian besar sekolah.

"78 persen sekolah dan 98 persen kampus masih ditemukan kasus mencontek," kata Deputi Bidang Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK Wawan Wardiana dalam acara peluncuran SPI Pendidikan di Gedung C1 KPK, Jakarta, Kamis (24/4/2025).

Selain itu, hasil survei juga menunjukkan bahwa kasus plagiarisme masih terjadi di perguruan tinggi, yaitu sebanyak 43 persen.

"Kasus plagiarisme masih ditemukan pada guru/dosen di satuan pendidikan yaitu kampus (43 persen), sekolah (6 persen)," ujar Wawan.

Dalam survei yang sama, KPK menemukan ketidakdisiplinan akademik bagi guru/dosen.

Hasil survei menunjukkan bahwa 69 persen siswa mengatakan masih ada guru yang terlambat hadir ke sekolah, dan 96 persen mahasiswa menyatakan masih ada dosen yang terlambat ke kampus.

Baca juga: Gagal Seleksi Bakat Skolastik, Pendaftar LPDP Tahap 1 Bisa Daftar Beasiswa S2 ke Tiongkok

"Bahkan di 96 persen kampus dan 64 persen sekolah masih ada dosen/guru yang tidak hadir tanpa alasan yang jelas," kata Wawan.

Secara keseluruhan, skor SPI Pendidikan 2024 berada di angka 69,50.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau