优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Banyak Siswa Di Sekolah Masih Suka Menyontek, Ini Kata Mendikdasmen

优游国际.com - 25/04/2025, 09:04 WIB
Sania Mashabi,
Mahar Prastiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menegaskan siap untuk memperbaiki sistem dan pendekatan pembelajaran untuk mencegah budaya menyontek pada pelajar.

Hal itu diungkapkan Mu'ti terkait adanya Survei Penilaian Integritas (SPI) yang masih banyaknya pelajar di sekolah dan juga di kampus yang menyontek.

"Terkait dengan masih tingginya angka menyontek itu atau kebiasaan menyontek, kami akan berusaha memperbaiki sistem dan pendekatan pembelajaran, dan juga orientasi pendidikan," kata Mu'ti dikutip dari Antara, Kamis (24/4/2025).

Mu'ti menjelaskan, pihaknya siap mengubah orientasi pendidikan agar tidak hanya menekankan pada aspek pencapaian nilai dan skor tetapi menekankan pada penguatan pendidikan nilai dan karakter.

Baca juga: Paus Fransiskus Meninggal Dunia, Mendikdasmen: Saya Merasakan Duka dan Kehilangan

Terapkan perubahan orientasi pendidikan

Kemendikdasmen, kata Mu'ti, pihaknya sudah mulai menerapkan perubahan orientasi pendidikan tersebut dalam pelatihan guru.

Belakangan ini sudah menitikberatkan pada cara menguatkan pendidikan nilai dan juga bimbingan konseling bagi para murid.

“Ini yang sudah mulai kami terapkan di dalam pelatihan guru, sudah mulai kami masukkan aspek penguatan pendidikan nilai dan juga bimbingan konseling bagi para murid,” imbuhnya.

Salah satu perbaikan sistem dan pendekatan pembelajaran tersebut akan dimulai dengan penerapan pendekatan deep learning pada tahun ajaran 2025/2026.

Menurut Mu'ti, pendekatan deep learning akan menekankan pada proses penemuan makna (meaning) dalam setiap materi pelajaran siswa.

Mengingat yang dipelajari siswa sehingga pada gilirannya dapat menjadi perilaku (behaving) atau melakukan apa yang dipelajari.

“Karena itu, Kemendikdasmen berusaha untuk memperbaiki bagaimana agar pembelajaran tidak sekadar menjadi proses transfer of knowledge yang menekankan pada aspek knowing," jelas Mu'ti.

Baca juga: Saran untuk Mendikdasmen, Evaluasi Kurikulum Merdeka Sebelum Terapkan Penjurusan di SMA

Sebelumnya diberitakan, kasus mencontek masih ditemukan di hampir seluruh kampus dan sebagian besar sekolah.

"78 persen sekolah dan 98 persen kampus masih ditemukan kasus mencontek," kata Deputi Bidang Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK Wawan Wardiana dalam acara peluncuran SPI Pendidikan di Gedung C1 KPK, Jakarta, Kamis (24/4/2025).

Selain itu, hasil survei juga menunjukkan bahwa kasus plagiarisme masih terjadi di perguruan tinggi, yaitu sebanyak 43 persen.

"Kasus plagiarisme masih ditemukan pada guru/dosen di satuan pendidikan yaitu kampus (43 persen), sekolah (6 persen)," ujar Wawan.

Dalam survei yang sama, KPK menemukan ketidakdisiplinan akademik bagi guru/dosen.

Baca juga: Mendikdasmen Paparkan Program Prioritas, Ada Wajib Pendidikan 13 Tahun

Hasil survei menunjukkan bahwa 69 persen siswa mengatakan masih ada guru yang terlambat hadir ke sekolah, dan 96 persen mahasiswa menyatakan masih ada dosen yang terlambat ke kampus.

"Bahkan di 96 persen kampus dan 64 persen sekolah masih ada dosen/guru yang tidak hadir tanpa alasan yang jelas," kata Wawan.

Secara keseluruhan, skor SPI Pendidikan 2024 berada di angka 69,50.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan.

Terpopuler

1
2
3
4
5
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau