KOMPAS.com – Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama, menggelar Uji Publik Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) di Madrasah.
Kegiatan yang berlangsung di Jakarta, Selasa (15/4/2025), ini merupakan bagian dari pengembangan kurikulum yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di madrasah dengan pendekatan berbasis cinta.
Diharapkan, kurikulum ini dapat mengembalikan peserta didik pada fitrah mereka, yakni rasa cinta kepada bangsa, lingkungan, diri sendiri, dan sesama.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Suyitno, mengatakan bahwa Kurikulum Berbasis Cinta ini bertujuan mengembalikan pendidikan agama kepada esensinya, yakni menumbuhkan cinta dalam diri setiap individu.
“Kita ingin anak-anak didik kita tumbuh dengan rasa cinta yang tulus terhadap bangsa, lingkungan, diri mereka sendiri, dan sesama,” ujar Suyitno melalui keterangan tertulis, Rabu (16/4/2025).
Ia juga menekankan pentingnya menjauhkan kebencian dalam pendidikan dan menegaskan bahwa rasa cinta akan menciptakan kehidupan yang lebih harmonis.
“Orang yang cinta tidak akan mudah menyalahkan orang lain. Jika kita mencintai bangsa dan lingkungan kita, kita tidak akan mudah mengeluh atau menyalahkan pihak lain. Cinta ini harus ditumbuhkan dalam setiap aspek kehidupan kita,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur KSKK Madrasah, Nyayu, menyampaikan bahwa kegiatan uji publik ini merupakan bagian dari proses yang dimulai sejak Januari 2025.
Sebelumnya, uji publik telah dilakukan secara bertahap di berbagai lokasi dengan melibatkan peserta dari kalangan guru, pengawas, kepala madrasah, serta berbagai ormas dan pihak terkait lainnya.
Nyayu menuturkan, uji publik ini bertujuan untuk memperoleh masukan dari berbagai pihak agar kurikulum yang dikembangkan tidak hanya relevan, tetapi juga dapat diimplementasikan dengan baik.
“KBC ini bukanlah kurikulum baru, melainkan bagian dari upaya meningkatkan kualitas pendidikan yang ada dengan menambahkan nilai-nilai cinta dalam setiap unsur pembelajaran,” ucapnya.
Nyayu menambahkan bahwa setelah uji publik ini, tahapan berikutnya adalah peluncuran resmi KBC yang dijadwalkan sebelum Menteri Agama berangkat ke Tanah Suci.
Tahapan berikutnya adalah sosialisasi dan pelatihan yang akan dimulai pada Mei 2025, dengan harapan kurikulum ini dapat diterapkan di madrasah dan sekolah umum pada tahun ajaran baru 2025-2026.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh untuk memberikan masukan terkait implementasi KBC, seperti Prof. Yudi Latif, Prof. Fasli Jalal, Prof. Moh. Nuh, dan Alissa Wahid.
Ada pula narasumber internasional, termasuk Prof. Eva, seorang guru besar dari ANU Canberra, Australia.
“Tujuan dari KBC ini adalah untuk membangun rasa cinta yang meluas dalam masyarakat. Dengan pendidikan yang berbasis cinta, kita akan mempersiapkan generasi muda yang lebih peduli terhadap negara, lingkungan, dan sesama,” kata Prof. Eva.
Uji publik ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di madrasah dan sekolah umum, sekaligus memperkuat rasa memiliki terhadap kurikulum yang dikembangkan.
Proses evaluasi dan monitoring juga akan dilakukan untuk memastikan bahwa KBC dapat memberikan dampak positif yang optimal pada pendidikan di Indonesia.
Melalui kegiatan ini, penyelenggara mengajak semua pihak untuk berperan aktif dalam memberikan masukan dan kritik yang konstruktif demi tercapainya tujuan pengembangan kurikulum berbasis cinta yang lebih baik untuk masa depan pendidikan Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.