JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Prabowo Subianto menargetkan akan membangun 200 Sekolah Rakyat pada tahun 2025.
Sekolah Rakyat merupakan sebuah program pendidikan berasrama yang ditujukan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Dalam Sidang Kabinet Paripurna yang digelar pada 21 Maret 2025, Presiden Prabowo juga menargetkan bisa merekrut 1.000 siswa per sekolah.
"Kami sudah putuskan untuk membangun tahun ini. Kita harap segera mulai dengan 200 sekolah rakyat berasrama untuk SD, SMP, dan SMA. Ini diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu," kata Prabowo dalam keterangan resminya.
Prabowo menekankan program ini bukan sekadar membangun fasilitas pendidikan, tetapi sebuah langkah strategis untuk memberdayakan masyarakat miskin.
"Anak orang kurang mampu tidak boleh miskin. Kalau bapaknya pemulung, anaknya tidak boleh jadi pemulung. Kita harus berdayakan," ujar Prabowo.
Dalam pidatonya, Presiden juga menargetkan 53 sekolah pertama dapat diresmikan dalam tiga bulan ke depan.
Menurutnya, Kementerian Sosial telah memiliki sejumlah gedung yang bisa segera direnovasi untuk mempercepat realisasi program ini. Sementara, 147 sekolah lainnya akan menyusul dalam waktu dekat.
Baca juga: Mensos Pastikan Sekolah Rakyat di Jaksel Siap Beroperasi Juli 2025
Prabowo menargetkan pembangunan Sekolah Rakyat bisa mencapai 200 unit per tahun. Dengan demikian, dalam lima tahun ke depan setidaknya ada satu Sekolah Rakyat di setiap kabupaten, terutama di wilayah dengan kantong-kantong kemiskinan.
"Kita ingin menghilangkan kemiskinan dalam waktu secepat-cepatnya. Saya yakin ini bisa kita kerjakan," kata Prabowo.
Menteri Sosial, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, serta Menteri Koordinator Perekonomian diminta untuk memastikan program ini berjalan sesuai rencana.
Lebih lanjut, Prabowo menegaskan bahwa program ini merupakan bagian dari perjuangan panjang bangsa dalam membangun kesejahteraan rakyat. Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas pemerintahan serta semangat persatuan dalam menjalankan program pembangunan.
"Kita harus belajar dari sejarah. Tidak ada pembangunan bangsa yang bisa dikerjakan dalam lima atau sepuluh tahun. Ini adalah kerja keras berpuluh-puluh tahun, sejak 1945 dan seterusnya," ujarnya.
Adapun, rekrutmen siswa Sekolah Rakyat akan dimulai pada 1 April 2025. Prioritas rekrutmen tersebut diberikan kepada anak-anak dari keluarga miskin ekstrem.
Ketua Formatur Sekolah Rakyat, Muhammad Nuh, menjelaskan bahwa seleksi dilakukan berdasarkan klaster sosial ekonomi di masing-masing daerah, dengan Desil 1 sebagai prioritas utama. Ia juga menjelaskan bahwa ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh calon siswa.