优游国际

KOMPAS.com - Bisa dapat lebih dari satu Letter of Acceptance (LoA) beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) tentu menjadi impian mahasiswa.

Apalagi jika LoA yang kamu dapatkan berasal dari luar negeri.

Mungkin terlihat tak mudah, tetapi ada cara untuk menggapainya, seperti yang dilakukan Muhammad Arif Raihannur.

Dia adalah alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 2018 Jurusan Teknik Geofisika yang berhasil mendapatkan tiga LoA di kampus luar negeri lewat LPDP. 

Baca juga: Cerita Liza, Lolos 5 Kampus Luar Negeri Pakai Beasiswa LPDP

Pria yang akrab disapa Raihan ini menerima tiga loA beasiswa LPDP tahun 2022, yaitu dari University of Manchester, University of New South Wales (UNSW) Sydney, dan The University of Auckland.

Dari ketiganya, dia memilih studi S2 Master of Energy di The University of Auckland, New Zealand.

Nah, bagaimana cerita dirinya bisa mendapatkan 3 LoA dari kampus luar negeri? Berikut ceritanya yang perlu dipahami oleh pencari beasiswa.

Sebelum berhasil memilih kampus di New Zealand, dia menerapkan empat tips selama mendaftar LPDP.

Pertama, mahasiswa harus mengerti esai dan wawancara secara mendalam.

"Sebab, dalam salah satu persyaratan pendaftaran, esai adalah buah pikir atau gambaran mengenai tujuan kamu kuliah sampai akhirnya kembali ke Indonesia," kata dia dilansir dari laman ITB.

Kedua, kamu harus percaya diri dan jangan takut untuk mengakui kegagalan di masa lalu.

Tips ketiga, kamu harus mengetahui persoalan terkini di Indonesia. Bagaimana juga mahasiswa yang mengerti isu kekinian akan lebih mendapatkan perhatian.

Keempat, mematangkan tujuan sebelum mendaftar. Karena, LPDP tidak mencari orang pintar, tetapi mencari orang yang dapat bermanfaat untuk Indonesia.

Baca juga: BRI Buka Pendaftaran Beasiswa bagi Mahasiswa Tahun 2024, Ini Syaratnya

Dari empat tips itu, dia akhirnya bisa mendapatkan surat LoA dari banyak kampus.

Disamping itu, dia juga menceritakan pengalaman selama di Selandia Baru. Raihan mengatakan, terdapat sejumlah perbedaan perkuliahan di New Zealand dan Indonesia.

"Universitas di sini memberi banyak kemudahan. Tidak ada absen, semua kuliah ada rekamannya, tugas bisa dikasih perpanjangan kalau alasannya jelas, banyak kelas yang tidak ada ujian jadi nilainya hanya dari tugas saja. Tapi mereka menuntut standar tinggi juga. Semua tugas dan ujian memerlukan pemikiran lebih dari apa yang diajarkan di kelas," ungkap dia.

Raihan juga selama di ITB aktif di Himpunan Mahasiswa Teknik Geofisika "TERRA" ITB dengan menjadi anggota tim kaderisasi dan ketua Badan Perwakilan Angkatan (BPA).

Baca juga: Daftar Prodi Baru SNBP 2024 di ITB, UGM, IPB dan Undip

Dia menambahkan, kunci keberhasilan untuk menuntaskan studi sampai dapat beasiswa, yakni merencanakan perkuliahan dengan baik, memperbanyak koneksi, aktif di kemahasiswaan, dan mengasah kemampuan berbahasa Inggris.