Berdasarkan verifikasi 优游国际.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.
KOMPAS.com - Di media sosial beredar narasi yang mengeklaim fenomena gerhana bulan total atau blood moon pada Jumat (14/3/2025) adalah tanda bencana besar akan datang.
Narasi yang beredar menyebutkan, bulan akan berwarna merah seperti darah dan merupakan pertanda bencana besar.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta 优游国际.com, narasi tersebut perlu diluruskan.
Narasi yang mengeklaim gerhana bulan darah pada 14 Maret adalah pertanda bencana besar dibagikan akun Facebook . Berikut narasi yang dibagikan:
Ini bukan lelucon, jangan dilewati.
Mengejutkan dunia! Bulan darah muncul pada tanggal 14 maret!
Banyak penubuat memperingatkan, akan ada gempa bumi dahsyat dan tsunami pada tahun Juli 2025.
Nubuatan akhir zaman dalam Kitab Wahyu sedang digenapi selangkah demi selangkah dan bencana besar akan segera datang!
Tuhan menggunakan bulan darah untuk memperingatkan dunia: Berjaga-jaga! Bertobatlah! Berbaliklah!
Klarifikasi, fenomena Bulan Darah bukan pertanda bencana
Setelah ditelusuri, istilah "Bulan Darah" atau "Blood Moon" merujuk pada Bulan yang berwarna merah ketika gerhana Bulan total terjadi.
Warna merah Bulan tersebut dapat dijelaskan secara ilmiah, bukan pertanda bencana besar akan datang.
Dikutip dari , fenomena "Bulan Darah" terjadi saat gerhana bulan total, ketika Matahari, Bumi, dan Bulan dalam posisi sejajar.
Cahaya Matahari dibiaskan melalui atmosfer Bumi sebelum mencapai Bulan, yang memantulkannya kembali dalam warna kemerahan menyerupai darah.
Sebagaimana pernah ditulis 优游国际.com, Planetarium Jakarta (@planetariumjkt) menyebutkan, puncak gerhana Bulan total akan terjadi pada Jumat (14/3/2025) pukul 13.54 WIB.
Kendati demikian, peneliti utama BRIN, Thomas Djamaluddin mengatakan, masyarakat Indonesia tidak bisa menyaksikan langsung fenomena ini.