KOMPAS.com - Ratusan warga di Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Klaten, Jawa Tengah, mengalami keracunan pada Senin (14/4/2025).
Kejadian keracunan baru diketahui saat beberapa orang mulai mengalami gejala muntah, mual, dan pusing, yang terjadi pada beberapa orang.
Bahkan, satu orang warga meninggal dunia akibat insiden tersebut.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah fakta-fakta keracunan makanan yang terjadi di Klaten:
Baca juga: 110 Orang Keracunan Massal Usai Hadiri Halalbihalal di Klaten, 1 Orang Meninggal Dunia
Dilansir dari, Selasa (15/4/2025), Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Syahruna menjelaskan awal mula keracunan massal ini terjadi setelah warga menghadiri acara halalbihalal yang diselenggarakan di RT 013/RW 004, Dukuh Bendungan, Sabtu (12/4/2025).
Acara tersebut dikemas dengan pentas wayang kulit (wayangan) yang berlangsung mulai pukul 20.00 WIB sampai 03.00 WIB.
Saat itu, warga mengonsumsi nasi kotak dan makanan ringan yang telah disediakan.
Menurut Kasi Humas Polres Klaten, AKP Nyoto merinci isi atau jenis makanan yang disajikan.
"Menu nasi kotak yang dihidangkan terdiri dari nasi putih, daging rendang, sambel goreng krecek, acara, dan kerupuk udang," ujar Nyoto saat dihubungi 优游国际.com, Selasa.
"Sementara, snack yang disajikan antara lain kacang goreng, pisang goreng, kerupuk pangsit, kerupuk kulit, dan roti kering," lanjut dia.
Baca juga: Kasus Keluarga Keracunan Jamur Liar di Garut, Bagaimana Cara Mencegahnya?
Pada Minggu (13/4/2025) sekitar pukul 06.30 WIB, sebagian warga yang ikut acara tersebut mengaku mual, muntah, pusing, dan diare. Namun, kondisi itu belum dialami secara bersamaan.
Awalnya, sebanyak 60 orang dilaporkan mengalami gejala keracunan, terdiri dari 11 orang rawat inap dan 49 orang rawat jalan.
Mereka dirawat di beberapa fasilitas kesehatan, termasuk Puskesmas Gantiwarno dan RS Bagas Waras.
Baca juga: Outsourcing yang Dimulai Era Megawati Akan Dihapus Prabowo, Ini Respons PDIP
Pada Senin pukul 21.40 WIB, beberapa orang yang menghadiri acara halalbihalal itu melaporkan gejala keracunan juga.
Sehingga, jumlah korban yang diperiksa melonjak menjadi 94 orang, dengan 27 orang menjalani rawat inap di rumah sakit.