KOMPAS.com - Meriam Bellina, aktris sekaligus penyanyi terkenal Indonesia dikabarkan terdiagnosis penyakit jantung pada akhir 2024.
Dikutip dari laman 优游国际.com, Rabu (8/4/2025), pada saat terjadinya serangan jantung, Meriam mengira penyakit GERD yang dideritanya kambuh.
Namun, dia mengaku kondisinya tak kunjung membaik.
Puncaknya saat tertidur, dia mengalami gejala serupa bahkan lebih parah. Ketika dibawa ke IGD dan dilakukan EKG barulah kondisi Meriam didiagnosis sebagai serangan jantung.
Belajar dari kasus Meriam, banyak perempuan yang salah mengartikan gejala tertentu sebagai masalah pencernaan padahal serangan jantung. Bagaimana cara membedakannya ya?
Baca juga: Gejala Serangan Jantung pada Laki-laki dan Wanita, Kenali Bedanya
Dokter spesialis jantung dari Rumah Sakit UNS, dr. Habibie Arifianto, SpJP(K), MKes, FIHA, menjelaskan baik serangan jantung maupun GERD kerap sama-sama menimbulkan rasa tidak nyaman di dada.
Meski begitu, Habibie menegaskan ada perbedaan besar gejala antara serangan jantung dan GERD.
"Nyeri yang dialami di dada akibat serangan jantung berbeda dengan nyeri yang disebabkan karena GERD," kata Habibiesaat dihubungi 优游国际.com, Rabu (9/4/2025).
“Penyakit jantung koroner dan GERD sama-sama bisa menyebabkan nyeri dada. Namun penyakit jantung koroner diakibatkan karena penyempitan di pembuluh darah jantung (arteri koroner) yang mengakibatkan gangguan aliran oksigen dan nutrisi ke otot jantung, hal inilah yang mengakibatkan nyeri dada,” imbuhnya.
Sedangkan menurut Habibie, gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah kondisi dimana terjadi kelemahan di otot yang menghubungkan lambung dan pipa makanan (esophagus).
"Hal ini akan mengakibatkan refluks atau aliran balik dari asam lambung ke pipa makanan sehingga mengakibatkan iritasi di pipa makanan," ucapnya.
“Kedua hal ini sama-sama dapat mengakibatkan rasa tidak nyaman di dada,” tegasnya.
Baca juga: Tanda Jantung dalam Kondisi Sehat dan Tidak Sehat, Kenali Bedanya
Dalam kesempatan yang sama, Habibie menjelaskan bahwa wanita memang cenderung memiliki risiko yang lebih rendah terhadap penyakit jantung dibandingkan pria.
“Wanita, terutama yang masih mengalami menstruasi rutin, memiliki hormon estrogen yang mampu memberikan proteksi terhadap penyakit jantung koroner. Berbeda dengan lelaki yang tidak memiliki hormon estrogen, sehingga lebih berisiko,” katanya.
Habibie menambahkan bahwa walau memiliki hormon yang berbeda, rasa nyeri yang dirasakan tetap sama.