KOMPAS.com - Pelaku usaha asal Amerika Serikat (AS) mulai menghentikan pesanan produk garmen dari Bangladesh.
Hal itu terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan akan memberlakukan tarif impor baru pada Rabu (9/4/2025).
Bangladesh adalah negara produsen garmen terbesar kedua di dunia. Produk tekstil dan garmen juga menjadi penyumbang sekitar 80 persen dari keseluruhan ekspor Bangladesh.
Industri ini padahal baru bergeliat kembali setelah terpukul adanya revolusi pemerintah oleh mahasiswa setahun yang lalu.
Kini, produk garmen Bangladesh harus menghadapi kenyataan pahit dihantam tarif baru Trump sebesar 37 persen.
Selain itu, Donald Trump akan menaikkan bea masuk menjadi 16 persen untuk produk kapas.
Lantas, seperti apa respons pemerintah dan kondisi para produsen di Bangladesh setelah para pembeli AS meminta menghentikan pengiriman?
Baca juga: Trump Kenakan Tarif Impor 32 Persen ke Indonesia, Rumus Apa yang Dipakai?
Kebijakan tarif Trump telah mendorong Pemerintah Bangladesh untuk memohon penundaan pungutan tersebut selama 3 bulan.
Pemimpin sementara Bangladesh Muhammad Yunus meminta negosiasi Trump dengan mengirimkan surat.
"Yunus menulis surat kepada Trump untuk meminta waktu tiga bulan agar pemerintah sementara dapat mengimplementasikan inisiatifnya untuk meningkatkan ekspor AS ke Bangladesh secara substansial,” kata Pemerintah Bangladesh dalam sebuah pernyataannya pada Senin (7/4/2025), dikutip dari AFP.
Produk-produk ekspor yang dimaksud meliputi kapas, gandum, jagung, dan kedelai yang akan memberikan keuntungan bagi para petani AS.
Pemerintah Bangladesh juga siap mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mendukung penuh agenda perdagangan AS.
Baca juga: Besaran Tarif Impor Donald Trump Tuai Sorotan, Disebut Mirip Perhitungan AI
Dampak kebijakan tarif Trump nyatanya langsung terasa bagi para produsen garmen.
Direktur pelaksana Essensor Footwear and Leather Products, Mohammad Mushfiqur Rahman, mengaku telah kehilangan salah satu pembelinya.
Melalui surat, pembeli meminta Rahman untuk menghentikan pengiriman produk. Padahal, pembeli tersebut sudah lama berlangganan produk miliknya.