KOMPAS.com - Kepala Pemerintahan Hamas Essam al-Dalis tewas dalam serangan Israel di Jalur Gaza, Selasa (18/3/2025).
Selain al-Dalis, Kepala Kementerian Dalam negeri Hamas Mahmud Abu Watfa dan Direktur Jenderal Badan Keamanan Dalam Negeri Hamas Bahjat Abu Sultan juga tewas dalam serangan tersebut.
“Para pemimpin ini, bersama dengan keluarga mereka, menjadi martir setelah menjadi sasaran langsung pesawat-pesawat tempur Israel,” kata pernyataan Hamas, dikutip dari AFP.
Baca juga: Profil Mohammed Deif, Panglima Militer Hamas yang Dikonfirmasi Tewas
Sementara itu, Turkiye mengecam serangan mematikan Israel di Gaza sebagai “fase baru” dalam “kebijakan genosida”.
Pemerintah Turkiye juga mengatakan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menentang kemanusiaan melalui pelanggaran hukum internasional.
“Pembantaian ratusan warga Palestina dalam serangan Israel ke Gaza menunjukkan bahwa kebijakan genosida pemerintah Netanyahu telah memasuki babak baru,” kata kementerian luar negeri dalam sebuah pernyataan.
Turkiye mendesak komunitas internasional untuk mengambil sikap tegas terhadap pemerintahan Netanyahu.
“Pada saat upaya-upaya untuk mencapai perdamaian dan stabilitas global semakin meningkat, agresi yang ditunjukkan oleh pemerintah Israel mengancam masa depan kawasan ini,” kata Kementerian tersebut.
"Tidak dapat diterima bahwa Israel menyebabkan spiral kekerasan baru dan Israel menentang kemanusiaan dengan cara yang paling buruk," tambahnya.
Baca juga: Momen Sandera Israel Cium Dahi 2 Tentara Hamas
Kepala hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyuarakan rasa kekhawatiran atas serangan udara Israel di Gaza yang menewaskan ratusan orang, sejak gencatan senjata diberlakukan.
"Saya merasa ngeri dengan serangan udara dan penembakan Israel semalam di Gaza. Ini akan menambah tragedi di atas tragedi," kata Volker Turk dalam sebuah pernyataan.
Pada Selasa, Israel bersumpah untuk terus bertempur di Gaza sampai kembalinya semua sandera, ketika mereka melepaskan serangan paling intens sejak gencatan senjata berlaku pada 19 Januari 2025.
Kementerian kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas melaporkan lebih dari 330 orang tewas dalam serangan tersebut.
Hamas, yang sejauh ini belum menanggapi serangan tersebut, menuduh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memutuskan untuk “melanjutkan perang” setelah kebuntuan dalam negosiasi gencatan senjata.
Mereka juga memperingatkan bahwa kembalinya pertempuran dapat menjadi “hukuman mati” bagi para sandera yang masih hidup di Gaza.