KOMPAS.com - Sebuah makam berusia 4.100 tahun dari seorang dokter yang disebut sebagai perawat firaun, baru-baru ini ditemukan di situs Saqqara, Mesir.
Menurut laporan dari tim Swiss-Perancis yang menemukannya, makam tersebut adalah milik seorang dokter bernama “Tetinebefou".
Meskipun artefak di dalam makam telah dijarah, para arkeolog dapat mempelajari lukisan dinding dan prasasti hieroglif di situs tersebut.
Lukisan itu menggambarkan posisi sang dokter dan berbagai benda yang mungkin digunakan dalam perawatan medisnya.
Baca juga: 10 Penemuan Mesir Kuno Sepanjang 2024, Ada Pedang Firaun yang Berkilau dan Ramuan Halusinasi
Dilansir dari Live Science, Rabu (8/1/2025), dokter yang merawat Firaun memegang gelar “Penyihir Dewi Serqet”, yaitu dewi yang berhubungan dengan kalajengking.
Dalam kepercayaan Mesir Kuno, dewi tersebut dianggap dapat memberikan perlindungan dari sengatan kalajengking.
"Gelar ini berarti bahwa dia adalah seorang spesialis gigitan beracun," kata pemimpin tim Swiss-Perancis dan seorang ahli Mesir di Geneva University, Philippe Collombert.
Baca juga: 13 Mumi Berlidah dan Berkuku Emas Ditemukan di Mesir, Berasal dari Periode Ptolemeus
Prasasti-prasasti tersebut juga menunjukkan, sang dokter adalah “direktur tanaman obat”, yaitu gelar yang hanya ditemukan pada satu penemuan lain dari Mesir kuno.
Selain gelar-gelar itu, prasasti-prasasti tersebut mencatat bahwa ia adalah "kepala dokter gigi".
“Bukti-bukti tentang 'dokter gigi' Mesir kuno sangat langka,” jelas Roger Forshaw, seorang dosen kehormatan di KNH Centre for Biomedical Egyptology di University of Manchester yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
Gelar-gelar ini menunjukkan bahwa Tetinebefou berada di puncak profesinya.
“Dia tentu saja adalah dokter utama di istana kerajaan, jadi dia pasti pernah mengobati firaun sendiri,” ujar Collombert.
Baca juga: Peneliti Berusaha Memecahkan Teka-teki Kematian Firaun Ramses III, Siapa Pembunuhnya?
Makam Tetinebefou dihiasi dengan lukisan dinding berwarna-warni yang menggambarkan berbagai wadah, seperti guci dan vas.
Lukisan-lukisan itu juga menampilkan gambar abstrak berwarna-warni dan bentuk-bentuk geometris.
"Seluruhnya dihiasi dengan lukisan dengan warna-warna cerah dan segar! Sangat mudah untuk melupakan bahwa mereka telah berusia 4.000 tahun!” tulis tim dalam unggahannya.