KOMPAS.com - Dataran Tinggi Tibet, China diguncang gempa dengan magnitudo 7,1 pada Selasa (7/1/2025) pukul 09.05 waktu setempat.
Dikutip dari AlJazeera, Selasa (7/1/2025), gempa yang terjadi di dekat perbatasan Nepal itu memiliki kedalaman episentrum sekitar 10 kilometer (km).
Gempat Tibet tersebut berjarak sekitar 380 km (236 mil) dari Ibu Kota Tibet, Lhasa.
Survei Geologi Amerika Serikat mencatat, gempa tersebut berkekuatan M 7,1. Sementara Badan Pemantau Gempa China mencatat magnitudonya sebesar 6,8.
Baca juga: Studi Baru: Pencairan Gletser akibat Perubahan Iklim Bisa Meningkatkan Frekuensi Gempa Bumi
Setidaknya 36 orang dinyatakan meninggal dunia akibat gempa Tibet M 7,1 tersebut.
Dilansir dari DW, Selasa (7/1/2025), korban jiwa itu tercatat berada di dalam dan sekitar Kota Shigatse, Tibet, China.
“Seorang reporter mengetahui dari biro gempa bumi Daerah Otonomi Tibet bahwa banyak orang yang tewas,” kata kantor berita negara Xinhua.
Shigatse sendiri adalah salah kota suci di Tibet sebagai tempat tinggal tokoh penting agama Buddha, Panchen Lama.
Panchen Lama adalah tokoh penting Buddha Tibet yang memiliki otoritas spiritual nomor dua setelah Dalai Lama.
Selain korban jiwa, gempa juga menyebabkan bangunan termasuk pertokoan di Shigatse dan Lhatse mengalami kerusakan.
Baca juga: Ramai soal Kemunculan Awan Horizontal di Langit Yogyakarta, Benarkah Pertanda Gempa?
Dikutip dari AP, Selasa (7/1/2025), gempa Tibet tersebut juga dirasakan hingga Ibu Kota Nepal, Kathmandu.
Penduduk Kathmandu berlarian ke luar rumah dan memenuhi jalanan akibat gempa yang mengguncang cukup kencang itu.
Gempa itu berada di dataran tinggi yang daerahnya memiliki ketinggian rata-rata sekitar 13.800 kaki atau 4.200 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Dilansir dari NDTV, Selasa (7/1/2025), gempa tersebut bahkan dirasakan hingga beberapa negara bagian India, seperti Bihar, Assam, dan Bengal Barat.
Pusat Nasional Seismologi India mencatat, ada dua gempa susulan setelah gempa M 7,1 tersebut.
Mereka mencatat, gempa kedua memiliki magnitudo 4,7 dan ketiga mempunyai kekuatan sebesar M 4,9.
Tibet sendiri berada di antara lempeng tektonik India dan Eurasia yang saling bertabrakan hingga membentuk Himalaya, sehingga memicu gempa bumi sering terjadi.
Baca juga: Bayang-bayang Gempa Megathrust di Indonesia dan Pentingnya Upaya Mitigasi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.