KOMPAS.com - Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kantong teh celup berpotensi jadi sumber mikroplastik dalam tubuh, terutama kantong teh berbahan polimer.
Penelitian tersebut dilakukan oleh Universitas Otonom Barcelona yang dipublikasikan dalam jurnal Chemosphere pada November 2024.
Hasilnya, kantong teh celup berbahan polimer mampu melepaskan miliaran mikroplastik dan nanoplastik pada saat proses penyeduhan teh dengan air panas sehingga bisa masuk ke dalam tubuh konsumennya.
Mikroplastik adalah partikel plastik yang sangat kecil dan bisa berasal dari berbagai sumber.
Namun, tidak semua kantong teh celup mengandung mikroplastik.
Lantas, apa saja jenis kantong teh yang melepaskan mikroplastik dan nanoplastik?
Baca juga: Makanan Sehari-hari yang Mengandung Mikroplastik, Ada Gula, Garam, dan Teh Celup
Kekhawatiran mengenai kantong teh bisa menjadi sumber masuknya mikroplastik ke dalam tubuh sebenarnya sudah tercetus sejak lama.
Penelitian yang dilakukan Mutagenesis Group di Departemen Genetika dan Mikrobiologi UAB sekitar 5 tahun lalu menunjukkan, kantong teh celup yang direndam di dalam air hampir mendidih mampu melepaskan miliaran partikel plastik.
Sejak saat itu, kekhawatiran bahaya mikroplastik di dalam tubuh terus meningkat meskipun dampaknya terhadap kesehatan manusia masih terus didebatkan.
Kini, sebuah kolaborasi penelitian Spanyol-Jerman menguji tiga jenis kantong teh celup yang dijual secara umum.
Ketiga jenis kantong teh celup tersebut yaitu nilon-6, polipropilena, dan polimer bio-berbasis selulosa. Seluruh kantong teh tersebut dikosongkan sebelum pengujian.
Selanjutnya, peneliti menggunakan sampel 300 kantong teh celup yang diseduh ke dalam 600 ml air bersuhu 95 derajat Celsius. Perbandingan digunakan untuk melihat seberapa banyak partikel berukuran mikro dan nano yang dilepaskan.
Hasilnya, sebanyak 1,2 miliar partikel per ml dilepaskan oleh kantong polipropilena dengan diameter rata-rata 137 nanometer, seperti dikutip dari IFL Science.
Bahkan, jika memperhitungkan fakta bahwa para peneliti menggunakan 300 kantong teh celup per pengujian, jumlah itu masih terbilang banyak.
Sementara itu, kantong teh celup berbahan polimer bio-berbasis selulosa menghasilkan 135 juta partikel per ml, meskipun secara rata-rata partikel tersebut hampir dua kali lebih besar.