KOMPAS.com - Black Friday atau Jumat Hitam adalah hari di mana toko-toko dan pusat perbelanjaan di Amerika Serikat (AS), khususnya, memberikan diskon besar-besaran.
Pusat perbelanjaan biasanya menawarkan diskon khusus untuk berbagai macam barang dalam upaya memikat para konsumen, baik secara langsung maupun online.
Bahkan tidak hanya di Amerika Serikat, budaya ini juga dilakukan oleh sejumlah masyarakat di beberapa belahan dunia.
Black Friday biasanya dirayakan setiap hari Jumat keempat pada bulan November, dan menjadi salah satu hari belanja tersibuk di AS setiap tahunnya.
Lantas, mengapa Black Friday dirayakan pada Jumat keempat November?
Baca juga: 6 Trik Memikat Pembeli di Momen Black Friday
Black Friday menjadi istilah yang mengacu pada budaya belanja besar-besaran di hari Jumat, tepat sehari setelah Thanksgiving.
Dilansir dari 优游国际.com (23/11/2023), Thanksgiving Day adalah hari libur yang dirayakan masyarakat Amerika Serikat setiap tahun pada hari Kamis keempat bulan November.
Bagi banyak keluarga, ini adalah kesempatan untuk berkumpul dan mengadakan “makan besar” bersama. Thanksgiving juga menandai dimulainya musim liburan Natal.
Baca juga: Mengenal Chuseok, Tradisi Thanksgiving ala Korea
Karena Black Friday dirayakan sehari setelah Thanksgiving, hari belanja tersebut akan bertepatan dengan hari Jumat keempat pada bulan November.
Meski dalam beberapa kasus, iya bisa dirayakan pada hari Jumat kelima bulan November. Misalnya Black Friday tahun ini, jatuh pada tanggal 29 November 2024, yang merupakan Jumat kelima.
Itu dikarenakan, awal bulan November 2024 dimulai dari hari Jumat. Sehingga hari Jumat setelah Kamis keempat bulan November adalah Jumat kelima.
Namun, lebih sering perayaan Thanksgiving dan Black Friday sama sama berada pada minggu keempat bulan November.
Baca juga: Mengapa Thanksgiving Day Identik dengan Mengonsumsi Kalkun?
Dikutip dari laman Britannica, istilah Black Friday berasal dari awal tahun 1960-an, di mana petugas polisi di Philadelphia mulai menggunakan frasa “Black Friday”.
Frasa tersebut dipakai untuk menggambarkan kekacauan yang diakibatkan ketika sejumlah besar wisatawan pinggiran kota datang ke kota untuk memulai “belanja liburan” mereka.