优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Kisah Pengendara Ojol Ikut BPJS Ketenagakerjaan, Tak Jadi Jual Sawah untuk Berobat

优游国际.com - 15/11/2024, 20:15 WIB
Khairina,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com- “Bener omonganmu Mas, nek enggak ikut, sawahku tak dol kabeh,” kisah Nur Solikihin (40) menirukan cerita temannya sesama pengemudi ojek online.

Teman Solikhin baru saja mengalami kecelakaan di jalan raya. Dia harus operasi karena patah tulang di beberapa bagian tubuh. Untunglah, teman itu mengikuti saran Solikhin ikut kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Bukan Penerima Upah (BPU) sehingga semua biaya perawatan dan pengobatannya ditanggung.

“Jadi driver online itu risikonya tinggi,” kata Solikhin, yang ditemui KOMPAS.com, Rabu (13/11/2024).

Baca juga:

Solikhin mengaku awalnya ia tak terlalu pusing dengan urusan jaminan kesehatan dan kecelakaan. Soalnya, dulu menjadi karyawan di sebuah rumah makan di kawasan Colomadu, Surakarta sehingga mendapat berbagai fasilitas dari perusahaan, mulai dari gaji hingga jaminan kesehatan dan jaminan hari tua.

Hidupnya berubah saat dia berhenti dari rumah makan itu di 2017. Solikhin beralih menjadi pengemudi ojek online dan dia pun mulai memikirkan masa depannya.

Menurut Solikhin, pengemudi ojek online yang waktunya sebagian besar habis di jalan, berisiko mengalami kecelakaan. Biaya perawatannya tidak sedikit, bisa menghabiskan uang hingga puluhan bahkan ratusan juta rupiah.

“Asuransi lain menanggung hingga Rp 20 juta. Lah kalau biayanya lebih dari itu, dapat uang dari mana?” ucap pria asli Purwodadi, Grobogan itu.

Dia pun memutuskan menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan BPU. Setiap bulan, dia sisihkan pendapatannya sebesar Rp 36.800 untuk membayar iurannya, meski penghasilannya tak tentu.

“Saya anggap ini kebutuhan seperti bayar listrik, sehingga ya harus diusahakan,” kata pria itu.

Kalau dihitung-hitung, kata Solikhin, uang yang ia sisihkan hanya sekitar Rp 1.000 per hari, sangat ringan dibanding manfaat yang ia rasakan.

Solikhin mendaftar 3 program, yakni Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), dan Jaminan Kematian (JKM).

“Kalau sakit saat bekerja, ditanggung semua sampai sembuh. Kalau meninggal, keluarga dapat Rp 42 juta,” kata Solikhin lagi.

Baca juga:

Dilansir dari laman BPJS Ketenagakerjaan, BPU merupakan kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan yang biasanya diperuntukkan untuk pekerja yang bekerja secara mandiri, seperti pemilik usaha, seniman, dokter, pengacara, freelancer serta pekerja sektor informal misalnya petani, sopir angkot, mitra ojol, pedagang, dan nelayan.

Umumnya, peserta BPU bisa mendaftar tiga program yang terdapat pada BPJS Ketenagakerjaan, yakni JHT, JKK, dan JKM.

Menurut PP No. 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program JKM dan JKK, besarnya iuran JKK yang harus dibayar peserta adalah 1 persen dari penghasilan. Nominalnya yaitu paling sedikit Rp 10.000 – Rp 207.000. Sementara, untuk JKM adalah sekitar Rp 6.800 per bulannya. Lalu, untuk JHT adalah 2 persen dari penghasilan. Untuk nominalnya mulai dari Rp 20.000 – Rp 414.000.

Halaman:


Terkini Lainnya

Minat Vasektomi Minim di Indonesia, Dokter Ini Sebut Beberapa Faktornya鈥�

Minat Vasektomi Minim di Indonesia, Dokter Ini Sebut Beberapa Faktornya鈥�

Tren
Apakah Vasektomi Menyakitkan? Simak Penjelasan Dokter Ini鈥�

Apakah Vasektomi Menyakitkan? Simak Penjelasan Dokter Ini鈥�

Tren
Memahami Hipertensi Resisten: Ketika Tekanan Darah Tinggi Sulit Diturunkan

Memahami Hipertensi Resisten: Ketika Tekanan Darah Tinggi Sulit Diturunkan

Tren
Bali 'Blackout' Hari Ini, PLN: Dipicu Kabel Bawah Laut yang Rusak

Bali "Blackout" Hari Ini, PLN: Dipicu Kabel Bawah Laut yang Rusak

Tren
Viral, Video Ketok Palu untuk Atasi Sakit Punggung, Ini Tanggapan Dokter Ortopedi

Viral, Video Ketok Palu untuk Atasi Sakit Punggung, Ini Tanggapan Dokter Ortopedi

Tren
Kronologi Bali Blackout Hari Ini: Listrik Mendadak Padam, PLTU Diduga Gangguan

Kronologi Bali Blackout Hari Ini: Listrik Mendadak Padam, PLTU Diduga Gangguan

Tren
Arkeolog Temukan Harta Karun di Makam Kuno yang Belum Tersentuh Sama Sekali

Arkeolog Temukan Harta Karun di Makam Kuno yang Belum Tersentuh Sama Sekali

Tren
Donald Trump Jadi Sorotan Perayaan May Day di Banyak Negara, Kenapa?

Donald Trump Jadi Sorotan Perayaan May Day di Banyak Negara, Kenapa?

Tren
BMKG: Puncak Musim Kemarau 2025 Diprediksi Tidak Serentak, Berikut Daftar Wilayahnya

BMKG: Puncak Musim Kemarau 2025 Diprediksi Tidak Serentak, Berikut Daftar Wilayahnya

Tren
Media Asing Soroti Bali 'Blackout' Hari Ini, Apa Kata Mereka?

Media Asing Soroti Bali "Blackout" Hari Ini, Apa Kata Mereka?

Tren
Bukan Hanya Gula, Makanan Ini Juga Bisa Picu Diabetes Menurut Dokter

Bukan Hanya Gula, Makanan Ini Juga Bisa Picu Diabetes Menurut Dokter

Tren
Studi Baru: Sering Gunakan Emoji Jadi Salah Satu Ciri Orang Narsistik

Studi Baru: Sering Gunakan Emoji Jadi Salah Satu Ciri Orang Narsistik

Tren
Kaki Kiri Pria di Hong Kong Ini Diamputasi Usai Jalani Akupuntur, Kok Bisa?

Kaki Kiri Pria di Hong Kong Ini Diamputasi Usai Jalani Akupuntur, Kok Bisa?

Tren
Tanda-tanda Gula Darah Tinggi di Malam Hari yang Sering Diabaikan, Apa Saja?

Tanda-tanda Gula Darah Tinggi di Malam Hari yang Sering Diabaikan, Apa Saja?

Tren
Dedi Mulyadi Rencanakan Vasektomi Jadi Syarat Penerima Bansos di Jabar, Berapa Biayanya?

Dedi Mulyadi Rencanakan Vasektomi Jadi Syarat Penerima Bansos di Jabar, Berapa Biayanya?

Tren
Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau