KOMPAS.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI menarik dan menghentikan peredaran produk jajanan impor asal China bernama Latiao.
Hasil uji laboratorium menunjukkan, Latiao tercemar bakteri Bacillus cereus.
Pencemaran ini menyebabkan kejadian luar biasa keracunan pangan (KLB KP) di tujuh wilayah Indonesia yakni di Lampung, Sukabumi, Wonosobo, Tangerang Selatan, Bandung Barat, Pamekasan, dan Riau.
Baca juga: Kisruh Mutasi Letjen Kunto, Panglima TNI Disebut Lakukan Pembangkangan
Kepala BPOM Taruna Ikrar menuturkan, pihaknya memerintahkan importir untuk menarik produk Latiao dari peredaran.
"Kami juga perintahkan pemusnahan produk yang diduga sebabkan KLB KP dan harus dilaporkan prosesnya ke BPOM," ujar Taruna, dikutip dari rilis resmi BPOM, Sabtu (2/11/2024).
Lalu, apa saja gejala keracunan Latiao yang tercemar bakteri Bacillus cereus dan cara pertolongan pertama korban keracunan?
Baca juga: Daftar Merk Latiao yang Terbukti Telah Terkontaminasi Bakteri Bacillus cereus oleh BPOM
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), berikut gejala keracunan yang dialami akibat mengonsumsi makanan yang tercemar bakteri Bacillus cereus.
Orang yang mengonsumsi makanan terkontaminasi Bacillus cereus akan mengalami sindrom emetik. Sindrom ini muncul saat racun emetik (sereulida) diproduksi makanan tercemar.
Baca juga: Anggota DPR Ungkap Kemungkinan Arahan "Presiden ke-7" dalam Mutasi Letjen Kunto
Untuk menghasilkan senyawa yang bisa menyebabkan muntah, makanan tercemar harus memiliki kadar B. cereus setidaknya 10.000 per gram makanan.
Gejala sindrom muntah akibat keracunan bakteri Bacillus cereus dalam makanan dapat berupa:
Gejala tersebut muncul setengah hingga lima jam setelah makan makanan terkontaminasi. Biasanya gejala ini akan hilang dalam waktu enam hingga 24 jam.
Baca juga: Kok Bisa BPOM Kecolongan Ada Latiao Terkontaminasi Bakteri Beredar di Indonesia?
Setelah makan makanan yang terkontaminasi B. cereus, orang tersebut akan terkena sindrom diare. Sindrom ini muncul ketika enterotoksin atau molekul penyebab keracunan diproduksi dalam usus.
Sindrom diare dapat terjadi ketika terdapat sel vegetatif B. cereus sebesar sedikitnya 10.000 per gram makanan tercemar yang dikonsumsi.
Gejala sindrom diare akibat keracunan makanan terkontaminasi Bacillus cereus yakni:
Baca juga: Pabrik Disegel Ormas di Kalteng, Gubernur dan Kapolda Bereaksi Keras
Gejala ini bisa muncul delapan hingga 16 jam setelah mengonsumsi makanan terkontaminasi. Biasanya gejala sindrom diare akan hilang dalam 12 hingga 24 jam.
Orang lanjut usia dan pasien yang menderita asam lambung rendah rentan terkena sindrom diare.
Sindrom muntah maupun diare biasanya sembuh dengan sendirinya dalam waktu satu atau dua hari. Namun, sindrom ini bisa lebih parah dan bahkan mengakibatkan kematian.
Selain gejala-gejala keracunan tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, orang yang keracunan makanan akan mengalami gejala sebagai berikut:
Baca juga: BPOM Larang Latiao Beredar di Indonesia Karena Kasus Keracunan, YLKI Buka Suara