KOMPAS.com - Jahe (Zingiber officinale) adalah rempah-rempah yang dipercaya memiliki berbagai khasiat untuk kesehatan.
Dalam pengobatan tradisional, jahe banyak digunakan untuk mengobati mual dan sakit perut.
Biasanya, jahe akan dikonsumsi dengan cara direbus, kemudian diambil ekstrak atau air rebusannya untuk diminum.
Kendati demikian, ada beberapa orang dengan kondisi tertentu yang tidak dianjurkan untuk minum air rebusan jahe lantaran bisa memperparah kesehatannya.
Lantas, siapa saja yang tidak dianjurkan minum air rebusan rahe?
Baca juga: Meski Punya Banyak Manfaat, Berikut 6 Efek Samping Air Jahe yang Perlu Diwaspadai
Air rebusan jahe umumnya aman untuk diminum kebanyakan orang. Namun, mungkin ada beberapa kondisi yang sebaiknya tidak mengonsumsi jahe.
Berikut beberapa kelompok dengan kondisi kesehatan tertentu yang tidak dianjurkan minum air rebusan jahe:
Orang yang memiliki risiko pendarahan tidak dianjurkan untuk minum air rebusan jahe.
Dikutip dari Web MD, jahe mengandung senyawa yang dapat meningkatkan risiko pendarahan. Oleh karena itu, rempah-rempah ini tidak dianjurkan untuk mereka yang memiliki gangguan pendarahan.
Jika ingin mengonsumsi air rebusan jahe, hendaklah untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Menurut National Center for Complementary and Integrative Health, ada beberapa kekhawatiran bahwa jahe dapat mengganggu obat pengencer darah.
Pasalnya, jahe memiliki sifat antikoagulan ringan atau pengencer darah, yang berarti dapat meningkatkan risiko perdarahan.
Karena itu pula, air jahe dilarang diminum bersamaan atau berdekatan dengan konsumsi obat pengencer darah seperti warfarin dan aspirin.
Adapun, menggabungkan jahe dengan obat-obatan ini berpotensi memperkuat efeknya dan dapat menyebabkan perdarahan atau memar berlebih.
Meskipun penelitian belum dapat disimpulkan, orang yang mengonsumsi obat pengencer darah harus berbicara dengan dokter mereka sebelum minum air jahe.
Baca juga: Meletakkan Jahe di Akuarium Bikin Ikan Jadi Lebih Sehat, Benarkah?