优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Hasil Analisis DNA, Ilmuwan Sebut Christopher Columbus Berdarah Yahudi

优游国际.com - 14/10/2024, 19:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ilmuwan asal Spanyol menganalisis DNA penjelajah abad ke-15 Christopher Columbus dan menyebut dia seorang Yahudi Sephardi dari Eropa Barat.

Tes DNA (deoxyribonucleic acid) digunakan untuk mengetahui asal-usul keturunan, hubungan darah antara anak dan orang tua, golongan darah, hingga mutasi genetik suatu penyakit.

Selama ini, beberapa negara memperdebatkan asal-usul Christopher Columbus dan tempat pemakaman terakhirnya.

Columbus memimpin ekspedisi yang didanai oleh Spanyol sejak 1490-an. Ekspedisi itu membuka jalan bagi penaklukan Eropa di benua Amerika.

Baca juga: 7 Fakta Menarik tentang Christopher Columbus, Tetap Melakukan Perjalanan Setelah Kematian

DNA Christopher Columbus

Selama ini, banyak sejarawan yang meragukan teori bahwa Christopher Columbus berasal dari Genoa, Italia.

Atau juga teori lainnya yang mengklaim bahwa Christopher Columbus adalah seorang Yahudi dari Spanyol atau Yunani, Basque, Portugis, atau Inggris.

Untuk memecahkan misteri tersebut, para peneliti melakukan investigasi selama 22 tahun yang dipimpin oleh ahli forensik Miguel Lorente.

Penelitian selama dua dekade itu menguji sampel dari sisa-sisa jenazah yang dikubur di Katedral Seville, tempat yang diyakini peristirahatan terakhir Christopher Columbus, meskipun ada klaim-klaim lainnya.

Peneliti kemudian membandingkan sampel dari makam Christopher Columbus dengan kerabat dan keturunan yang dikenal, yaitu tulang putra Columbus, Hernando dan saudara laki-lakinya, Diego.

Temuan itu diumumkan dalam sebuah film dokumenter berjudul “Columbus DNA: The true origin” di lembaga penyiaran nasional Spanyol, TVE, pada Sabtu (12/10/2024).

“Kami memiliki DNA dari Christopher Columbus, sangat parsial, tapi cukup. Kami memiliki DNA dari Hernando Colon, putranya. Baik pada kromosom Y (laki-laki) maupun pada DNA mitokondria (yang diturunkan oleh ibu) Hernando terdapat sifat-sifat yang sesuai dengan asal-usul Yahudi,” kata Lorente, dikutip dari CNN.

Sembunyikan keyakinan agar terhindar dari penganiayaan

Para ilmuwan menduga, Christopher Columbus menyembunyikan kepercayaannya atau berpindah ke agama Katolik untuk menghindari penganiayaan agama.

Sekitar 300.000 orang Yahudi tinggal di Spanyol sebelum “Reyes Catolicos,” raja Katolik Isabella dan Ferdinand, memerintahkan orang Yahudi dan Muslim untuk memeluk agama Katolik atau meninggalkan negara itu.

Setelah menganalisis 25 tempat yang memungkinkan, Lorente mengatakan, ada kemungkinan Christopher Columbus lahir di Eropa Barat.

Ia mengatakan bahwa pihaknya telah mengonfirmasi teori sebelumnya bahwa jasad yang ada di Katedral Sevilla adalah milik Columbus.

"Penelitian mengenai kewarganegaraan Columbus dipersulit oleh sejumlah faktor, termasuk banyaknya data. Namun, 'hasilnya hampir bisa dipastikan'," kata Lorente.

Christopher Columbus meninggal di Valladolid, Spanyol, pada 1506. Akan tetapi, jenazahnya dimakamkan di pulau Hispaniola yang saat ini dimiliki oleh Republik Dominika dan Haiti pada 1542.

Makam itu kemudian dipindahkan ke Kuba pada 1795 dan ke Sevilla pada 1898.

Baca juga: Surat Christopher Columbus yang Dicuri Akhirnya Dikembalikan

Halaman:


Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau