KOMPAS.com - Seorang warganet membagikan pengalamannya yang berkesan ketika memberikan oleh-oleh khas Indonesia kepada guru di Jepang.
Melalui akun Instagram pribadinya, Zahra Rabbiradlia mengaku oleh-oleh itu ternyata ditolak oleh para guru.
Meski demikian, ia terkesan dengan alasan di balik penolakan itu.
"Sudah berpikir keras untuk kasih oleh-oleh khas Indonesia untuk sensei di sekolah anak-anak, Namun ternyata, senseitachi: Maaf kami tidak bisa menerimanya karena kami pegawai pemerintah atau PNS," tulis Zahra dalam unggahannya.
Dihubungi 优游国际.com, Senin (7/10/2024), perempuan eks diaspora Jepang itu mengatakan, oleh-oleh tersebut diberikannya secara khusus untuk guru TK yang mendidik anaknya.
Saat itu, Zahra menyekolahkan anaknya di Jepang lantaran mengikuti suaminya yang bekerja di Jepang.
Baca juga: Usai Dikritik Warganet, Pemerintah Jepang Akui Edit Foto Anggota Kabinet
Zahra bercerita, ia berinisiatif memberikan oleh-oleh makanan khas Indonesia kepada guru TK di Jepang pada musim gugur 2023 setelah mudik ke Indonesia.
Oleh-oleh itu sengaja disiapkan kepada para guru sebagai bentuk terima kasih. Sebab, di Indonesia, membawa dan memberikan oleh-oleh kepada orang terdekat setelah bepergian memang sudah menjadi tradisi.
"Setelah mudik, saya berniat memberikan oleh-oleh khas Indonesia ke guru dan kepala sekolah," kata dia.
Zahra mengatakan, oleh-oleh itu berupa makanan yang bisa disantap bersama-sama oleh seluruh guru dan pegawai di sekolah. Ia juga menyiapkan oleh-oleh khas Indonesia untuk teman sekelas anaknya.
Bingkisan itu diberikan pada saat agenda parents meeting 1 on 1. Namun, tidak disangka, oleh-oleh yang dibawa Zahra itu ditolak oleh para guru.
Bahkan, Zahra tidak bisa memberikan oleh-oleh tersebut ke teman sekelas anaknya, kecuali diberikan di luar pagar sekolah.
"Guru di sana bilang, 'Mohon maaf kami tidak dapat menerimanya karena kami komuin atau pegawai pemerintah' begitu," kata Zahra.
Baca juga: Angka Harapan Hidup Tinggi, Ini Rahasia Umur Panjang Orang Jepang, Italia, Korsel, dan Monako
Zahra mengaku tidak tahu apabila guru dan pegawai pemerintah di Jepang tidak boleh menerima oleh-oleh dari orangtua siswa.
"Saya pikir ya karena baru pulang dari Indonesia, ingin berbagi kebahagiaan saja. Tidak menyangka kalau itu ternyata gratifikasi juga," kata Zahra.