KOMPAS.com - Penelitian terbaru menemukan, 90 persen sampel protein hewani dan nabati mengandung mikroplastik.
Tidak hanya sumber protein, buah-buahan dan sayuran yang dikonsumsi sebagai sumber vitamin dan mineral juga dapat menyerap mikroplastik.
Dilansir dari CNN, Senin (22/4/2024), jika ukurannya cukup kecil, mikroplastik dapat terserap melalui sistem akar tanaman dan berpindah ke batang, daun, biji, serta buah.
Baca juga: Cegah Gagal Ginjal, Ini 5 Jenis Ikan yang Disarankan
Makanan dan minuman yang biasa dikonsumsi sehari-hari pun tak luput dari mikroplastik, seperti garam, gula, teh celup, dan air minum.
Meski belum ada penelitian terkait dampak mikroplastik bagi kesehatan manusia, masuknya bahan kimia ke dalam tubuh tentu menimbulkan kekhawatiran.
Lantas, bagaimana cara mengurangi mikroplastik pada makanan?
Baca juga: Makanan Sehari-hari yang Mengandung Mikroplastik, Ada Gula, Garam, dan Teh Celup
Mikroplastik adalah pecahan polimer kecil berukuran kurang dari 5 milimeter hingga 1 mikrometer.
Pecahan polimer yang lebih kecil dari 1 mikrometer disebut nanoplastik, yang harus diukur dalam sepersejuta meter.
Baca juga: Tanda-tanda Gula Darah Tinggi di Malam Hari yang Sering Diabaikan, Apa Saja?
Ukuran yang kecil menyebabkan bahan kimia ini sulit untuk dilihat oleh manusia dengan mata telanjang.
Namun, cara-cara tertentu mungkin membantu mengurangi paparannya pada makanan atau minuman yang akan dikonsumsi.
Studi yang terbit dalam jurnal Science of The Total Environment pada April 2023 menemukan, mencuci produk makanan dengan air dapat membantu mengurangi mikroplastik.
Baca juga: Mengapa TNI Mendadak Batalkan Mutasi Putra Try Sutrisno?
Kendati demikian, keefektifan pengurangan kadar mikroplastik sangat bergantung pada metode mencuci yang digunakan.
Dalam studi ini, peneliti menyimulasikan polusi atmosfer dengan menyemprotkan partikel mikroplastik berukuran 100 nanometer dan 500 nanometer pada permukaan selada.
Peneliti kemudian memindai permukaan daun dengan mikroskop confocal laser dan memeriksa air bekas cucian untuk membandingkan tiga metode pencucian.
Baca juga: Studi Ungkap Mikroplastik Ada di Setiap Hewan Kecuali Spesies Ini
Hasilnya, mereka menemukan, mencuci atau membilas selada hanya dengan air tidak efektif dalam menghilangkan partikel plastik.
Sementara, mencuci selada dengan pembersih ultrasonik (ultrasonic vibration cleaning) menunjukkan efisiensi yang lebih baik.
Baca juga: Outsourcing yang Dimulai Era Megawati Akan Dihapus Prabowo, Ini Respons PDIP
Menurut peneliti, cara ini mampu menyingkirkan sekitar empat kali lebih banyak mikroplastik dibandingkan yang hilang melalui metode pencucian hanya dengan air.
Hal tersebut dikarenakan getaran ultrasonik dapat memutus sebagian ikatan kimia antara mikroplastik dan permukaan sayuran.
Metode yang paling efektif adalah mencuci menggunakan detergen, dengan efisiensi meningkat sebesar 6,9 kali lipat.
Baca juga: BBWS Citarum Beri Ultimatum Haji Endang: Kalau Diabaikan, Kita Bakal Bongkar Paksa Jembatan
Peneliti menyebut, surfaktan yang merupakan kandungan utama dalam detergen dapat meningkatkan sifat hidrofilisitas mikroplastik.
Metode mencuci bahan pangan untuk mengurangi mikroplastik juga ditunjukkan oleh artikel ilmiah yang terbit dalam International Journal of Environmental Research and Public Health pada Oktober 2022.
Studi tersebut mengungkapkan, mencuci hanya menggunakan air membantu mengurangi kontaminasi mikroplastik pada potongan ikan dan ayam mentah.
Namun, cara ini tidak sepenuhnya menghilangkan kontaminasi mikroplastik pada bahan makanan mentah.
Baca juga: Tak Cuma Bahayakan Lingkungan, Mikroplastik Bikin Obesitas