KOMPAS.com - Calon gubernur nomor urut 1 Ridwan Kamil memamerkan program "Sekoper Cinta" dalam debat calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta 2024, Minggu (6/10/2024).
Program Sekoper Cinta itu disebut ketika ketiga kandidat berdebat terkait kesetaraan gender.
Ridwan Kamil mengatakan, ia bersama dengan wakilnya, Suswono akan melakukan pemberdayaan terhadap perempuan jika memenangi Pilkada DKI Jakarta 2024.
"Dulu saya pernah bikin namanya Sekoper Cinta (sekolah perempuan meraih impian dan cita-cita). Itu lulusannya 75.000, bisa menjadi wirausaha, melek. Bahkan ada kurikulum antiradikalisme ya di sekolah perempuan, sehingga mereka naik kelasnya," kata Ridwan Kamil.
Selain Sekoper Cinta, pasangan Ridwan-Suswono (Rido) juga akan membuat Sekolah Politik Perempuan agar bisa berjuang untuk masa depan keluarga dan gendernya.
Lantas, apa itu Sekoper Cinta?
Dilansir dari laman , Sekoper Cinta adalah adalah upaya untuk mewujudkan kesetaraan peran, akses, partisipasi, kontrol dan manfaat antara perempuan dan laki-laki di semua bidang.
Program ini kali pertama diinisiasi oleh Pemerintahan Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) pada 16 Desember 2018. Ketua umum Program Sekoper Cinta adalah Atalia Prarathya Kamil, istri Ridwan Kamil.
Tujuan dari program Sekoper Cinta adalah memberdayakan dan memperkuat kaum ibu rumah tangga di wilayah tersebut.
Program Sekoper Cinta awalnya dibentuk karena banyaknya kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), stunting, dan perdagangan manusia.
Selain itu, program ini berawal dari keresahan dan stereotipe yang berkembang di masyarakat, yakni menganggap perempuan tidak mampu berkembang dan turut serta membantu menyejahterakan keluarga.
Target program Sekoper Cinta adalah Perempuan di Jawa Barat, terutama ibu rumah tangga di Jawa Barat.
Baca juga: Profil 7 Panelis Debat Perdana Pilkada Jakarta 2024 Malam Ini
Dalam pelaksanaannya, program Sekoper Cinta berkolaborasi dengan Kemendikbud Ristek, e-commerce Tokopedia, serta Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP).
Atalia mengatakan, Sekoper Cinta menjadi salah satu program unggulan Pemda Provinsi Jabar karena berhasil menurunkan angka kemiskinan.
Pada 2023, kemiskinan di Jabar berada di angka 7,62 persen. Total terdapat 310.000 warga yang berubah status dari miskin menjadi kelas menengah.