KOMPAS.com - Populasi manusia di Bumi dapat terancam seiring dengan perubahan iklim yang terus terjadi, pandemi global, dan perang nuklir.
Demi menghindari kepunahan, beberapa ilmuwan sains dan teknologi hingga fisikawan Stephen Hawking serta CEO SpaceX Elon Musk membuat wacana untuk memindahkan manusia ke Mars.
Misi itu dikenal dengan istilah kolonisasi Mars. Para koloni ini nantinya akan membantu manusia mengeksplorasi alam semesta lebih luas.
Namun, banyak tantangan yang harus dihadapi untuk bisa mewujudkannya, seperti kondisi lingkungan di Mars yang tidak bersahabat untuk dihuni manusia.
Planet Merah ini memiliki tingkat radiasi yang relatif lebih tinggi dengan gravitasi hanya sekitar 38 persen dari Bumi dan tekanan udara yang minim.
Manusia yang tinggal di sana tentu akan mengalami perubahan gaya hidup yang drastis.
Menurut ahli biologi evolusi dari Rice University di Houston, Texas, Scott Solomon, hal itu bisa membuat manusia berevolusi lebih cepat dan berubah menjadi spesies yang berbeda.
Baca juga: NASA Ungkap Misteri Terbentuknya Laba-Laba di Mars
Dalam bukunya yang berjudul Future Humans: Inside the Science of Our Continuing Evolution (2016), Solomon mengungkapkan, radiasi tinggi di Mars dapat meningkatkan mutasi genetik manusia yang lahir di sana.
Dia menjelaskan, pada awalnya kemungkinan manusia yang dikirimkan ke Mars tidak begitu banyak dan hal ini akan menyebabkan fenomena yang dikenal sebagai efek pendiri.
Dalam evolusi, efek pendiri merujuk kepada hilangnya keragaman genetik dalam populasi baru yang terbentuk dari sejumlah individu dalam populasi yang sangat kecil.
Dilansir dari Nautilus (21/10/2016), misalnya, jika 100 orang dikirimkan ke Mars, sangat kecil kemungkinan mereka mereka bisa mewakili semua faktor genetik manusia di Bumi, seperti warna rambut, tinggi badan, risiko penyakit, dan lainnya.
Anak-anak mereka yang lahir di Mars akan mewarisi ciri apapun yang melekat pada koloni asli, bahkan tanpa seleksi alam.
Contohnya, apabila semua koloni yang dikirim ke Mars berambut merah, jumlah anak yang terlahir dengan warna rambut serupa relatif tinggi.
Hal tersebut menyebabkan perkembangan manusia di Mars tidak proporsional.
Baca juga: Astronom Temukan Endapan Garam Bergambar Wajah Tersenyum di Mars, Tanda Ada Kehidupan?
Solomon melanjutkan, radiasi tinggi juga bisa memicu perubahan pada pigmentasi kulit. Radiasi merusak DNA yang memicu pembentukan jenis mutasi penyebab kanker.