KOMPAS.com - Teleskop Luar Angkasa Hubble dan Observatorium Chandra X-ray milik NASA baru-baru ini berhasil mengamati sepasang lubang hitam supermasif yang berada dalam jarak yang sangat dekat satu sama lain.
Kedua lubang hitam raksasa ini, yang berjarak hanya sekitar 300 tahun cahaya. Keduanya terdeteksi melalui berbagai panjang gelombang cahaya.
Baca juga: Pertumbuhan Lubang Hitam Supermasif Melambat Seiring Menuanya Alam Semesta, Apa Penyebabnya?
Penemuan ini dijelaskan secara rinci dalam artikel ilmiah yang diterbitkan pada 9 September 2024 di The Astrophysical Journal.
Pada mulanya, para astronom tidak sengaja menemukan pasangan lubang hitam ini saat teleskop Hubble menangkap tiga titik cahaya terang di pusat galaksi MCG-03-34-64 yang berjarak 800 juta tahun dari Bumi.
MCG-03-34-64 sendiri merupakan galaksi kaya gas yang sedang mengalami tabrakan dengan galaksi lain.
Ketiga titik ini adalah indikasi adanya konsentrasi besar gas oksigen yang bercahaya. Namun, setelah diteliti lebih lanjut dengan sinar-X dari teleskop Chandra, diketahui bahwa dua dari titik tersebut adalah lubang hitam supermasif??.
Lubang hitam merupakan obyek misterius di alam semesta yang memiliki gravitasi begitu kuat hingga bisa menyedot apa saja di dekatnya.
Nah, kedua lubang hitam yang baru ditemukan ini memiliki masa jutaan hingga miliaran kali massa Matahari. Inilah mengapa keduanya juga sempat mendapat julukan "
Lubang hitam pada dasarnya tidak terlihat karena tidak memancarkan cahaya. Tapi, "pasangan" lubang hitam ini ditemukan bersinar terang.
Baca juga: Ahli Deteksi Kebangkitan Lubang Hitam 1 Juta Kali Massa Matahari, Apa Dampaknya?
Hal ini terjadi karena gas dan debu yang ditarik oleh gravitasi lubang hitam tersebut dipanaskan hingga suhu sangat tinggi. Itulah mengapa keduanya menghasilkan pancaran cahaya yang kuat.
Pasangan lubang hitam ini juga diketahui memancarkan sinar-X energi tinggi dan gelombang radio yang kuat. Ini menjadikan para pendeliti mengidentifikasinya sebagai intigalaksi aktif atau active galactic nuclei (AGN)
Dikutip dari CNN, Selasa (10/9/2024), kedua lubang hitam supermasif ini dulunya merupakan pusat galaksi masing-masing.
Penulis utama studi ini, Anna Trindade Falcao, menjelaskan bahwa dua lubang hitam ini merupakan bukti nyata dari fenomena galaksi yang bertabrakan.
Saat diamati, keduanya bahkan seolah berdansa karena mengorbit satu sama lain.
Pada akhirnya, kedua lubang hitam ini akan terus mendekat dan akhirnya bergabung. Nantinya, dua lubang hitam monseter ini akan menghasilkan gelombang gravitasi yang sangat besar.
Menurut analisis yang ditayangkan dalam laman NASA, Senin (9/9/2024), diperkirakan hal ini akan terjadi sekitar 100 juta tahun lagi.
Baca juga: NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.