DIDAMPINGI PM Italia Giorgia Meloni, menggunakan kursi roda, Paus Fransiskus memasuki ruang pertemuan KTT G7 di Borgo Egnazia, Italia.
Para pemimpin yang bisa dikatakan mengatur perekonomian dan politik dunia sontak berdiri. Mulai dari Emmanuel Macron, Fumio Kishida hingga Joe Biden berjabat tangan dengan Paus.
Ketika Paus sudah duduk di tempat, bergabung dengan para tamu super VIP lainnya, acara baru dimulai. Itulah video yang viral di berbagai platform media pertengahan Juni 2024.
Paus Fransiskus pemimpin negara kota Vatikan yang berpenduduk hanya 850 orang. Luas wilayah negaranya terlampau mini untuk ukuran negara; 44 hektare.
Tiada memiliki angkatan bersenjata sendiri, Vatikan ”dijaga” oleh Garda Swiss, tentara partikelir kaum muda yang asalnya dari Swiss.
Secara formal ketata-negaraan memang begitu adanya. Alhasil dibanding para pemimpin dunia yang bergabung dalam kelompok G7, kekuasaan dan otoritas Paus Fransiskus tidak ada apa-apanya.
Pertanyaan reflektifnya, mengapa Paus Fransiskus memiliki karisma nan tinggi sehingga para kepala negara dihampir seluruh dunia – tidak hanya kelompok G7 – respek pada dirinya?
Ada kekuasaan lain dari Paus dan kekuasaan itu umurnya sudah 2000 tahun. Paus adalah penerus Santo Petrus murid Yesus, pemimpin tertinggi umat Katolik seluruh dunia yang jumlahnya 1,3 miliar.
Lantaran pemimpin agama, Paus tidak memiliki kekuasaan secara legal formal. Kekuasaannya berbasis pada moral, spiritual dan etikal.
Menjadi pemimpin umat Katolik seluruh dunia adalah nilai tambah sekaligus faktor pembeda dibanding kepala negara lainnya.
Namun bukan hanya faktor ini yang menjadikan para pemimpin dunia lainnya respek kepada Paus Fransiskus. Lebih dari itu lantaran Paus Fransiskus memimpin dengan cinta kasih.
Cinta kasih paripurna yang ditunjukkan secara genuine tanpa kepura-puraan, dalam kehidupan sehari-hari. Paus Fransiskus mempraktikkan apa yang disebut kepemimpinan heroik (heroic leadership).
Konsep kepemimpinan heroik diformulasikan oleh Chris Lowney, mantan pastur Katolik dari ordo Jesuit yang menjadi eksekutif firma keuangan global.
Sebagai mantan Jesuit, Chris Lowney meneliti organisasi yang pernah membesarkan dirinya dan berumur lebih dari 500 tahun, namun sampai sekarang tetap memiliki pengaruh signifikan di dunia.
Mengapa Serikat Jesus -anggotanya disebut Jesuit- mampu mengarungi disrupsi zaman berabad-abad lamanya dan tetap melahirkan pemimpin-pemimpin hebat di bidangnya? Dan salah satu anggotanya sekarang menjadi pemimpin tertinggi umat Katolik, Paus Fransiskus?