KOMPAS.com - Lini masa media sosial diramaikan dengan kasus pria pemilik kos di Semarang, Jawa Tengah yang mengonsumsi daging kucing untuk mengobati diabetes yang dideritanya.
Dikutip dari ÓÅÓιú¼Ê.com, Kamis (8/8/2024), pria tersebut telah mengonsumsi lebih dari 10 ekor kucing sejak 2010 di indekosnya yang berada di Kelurahan Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang.
Adapun, beberapa warganet di X (Twitter) mengunggah cuitannya terkait kasus pemilik indekos yang mengonsumsi kucing sebagai obat diabetes tersebut.
Pemilik akun @ciloqci*** pada Kamis menyebut bahwa bukan kucing, melainkan tanaman kumis kucing yang memiliki khasiat dalam mengobati penyakit diabetes.
"KUMIS KUCING PAK, BUKAN TUMIS KUCING," tulisnya.
"Tanaman kumis kucing pak bukan kucingnyaaaa," tulis warganet lain.
Lantas, benarkah tanaman kumis kucing bisa mengobati diabetes?
Baca juga: Pemilik Kos di Semarang Makan Kucing untuk Obat Diabetes, Dokter: Tak Bisa Jadi Obat dan Berbahaya
Guru Besar Bidang Ilmu Bahan Alam Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI) Abdul Munim menjelaskan, tanaman kumis kucing atau Ortoshipon stamineus telah dilaporkan memiliki aktivitas antidiabetes, baik pada in vitro maupun pada uji yang dilakukan pada hewan.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa manfaat tanaman kumis kucing belum dapat dibuktikan pada pengujian manusia, sehingga penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan.
"Namun dalam bentuk tunggal belum ada bukti uji klinis atau manusia. Di Indonesia penggunaan traditional lebih banyak dikenal untuk mengatasi masalah saluran kemih, diuretik, masalah ginjal dan antihipertensi," ujarnya kepada ÓÅÓιú¼Ê.com, Sabtu (10/8/2024).
Sedangkan di Malaysia dan China, tambah Abdul, ada laporan penggunaan tradisional untuk antidiabetes. Tanaman ini dikenal sebagai java tea asli Indonesia.
Adapun penggunaan umumnya 1-2 sendok teh atau 10-15 gram untuk berberapa penyakit tidak spesifik antidiabetes.
Baca juga: Alasan Penderita Diabetes Perlu Mengonsumsi Makanan Tinggi Serat
Sementara itu, Ketua Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) Inggrid Tania menjelaskan, tanaman kumis kucing paling banyak dimanfaatkan untuk obat diuretik atau memperlancar buang air kecil dan membantu meluruhkan batu ginjal.
Meski demikian, tanaman kumis kucing juga banyak dimanfaatkan secara tradisional sebagai obat antidiabetes dan tekanan darah tinggi (hipertensi).
"Pemakaian yang paling banyak dari tanaman kumis kucing untuk diuretik dan batu ginjal. Di samping itu, tanaman ini juga banyak digunakan untuk pengobatan hipertensi dan diabetes," ujarnya, terpisah.