KOMPAS.com - Salah satu ular paling mematikan di Australia telah memecahkan rekor mengeluarkan cukup banyak bisa untuk membunuh 400 orang dalam satu kali gigitan.
Ular yang diberi nama Cyclone ini merupakan jenis ular taipan pesisir (Oxyuranus scutellatus) yang hidup di taman reptil Australian Reptile Park.
Reptil ini juga menjadi bagian dari program penelitian racun mematikan dan berbahaya yang membantu menyelamatkan nyawa manusia di seluruh Australia.
Seperti diketahui, Australia melaporkan sekitar 2.000 kasus gigitan ular setiap tahun dengan lebih dari 300 orang membutuhkan anti-bisa untuk menyelamatkan nyawanya.
Baca juga: Mengenal Ular Weling, Diam-diam Mematikan Mirip Kobra dan King Kobra
Dilansir dari News.com.au, Kamis (11/7/2024), Manajer Operasi Australian Reptile Park, Billy Collett mengatakan, ular taipan pesisir bukan merupakan ular paling berbisa di dunia.
Namun, gigitan jenis ular ini telah banyak menyebabkan kematian di seluruh dunia.
"Mereka dikenal di seluruh dunia karena agresivitasnya dan gigitannya telah menyebabkan kematian setiap tahun," kata Collett.
Sesuai namanya, ular taipan pesisir berasal dari daerah pesisir di Australia utara dan timur yang dapat tumbuh hingga sepanjang 2 meter.
Jenis ular ini memiliki ciri berupa kepala persegi panjang dengan moncong pucat dan mata besar berwarna oranye-coklat.
Warna tubuh mereka bervariasi dari kuning hingga coklat kemerahan, coklat tua, dan bahkan hampir hitam.
Hanya dalam satu gigitan, taipan pesisir bernama Cyclone mampu mengeluarkan lebih dari 5,2 gram bisa yang cukup untuk membunuh 400 manusia.
Angka tersebut tercatat tiga kali jumlah rata-rata bisa yang dihasilkan oleh seekor ular taipan pesisir.
Dikutip dari Live Science, Kamis (18/7/2024), Cyclone juga tercatat memecahkan rekor tertinggi yang menghasilkan sekitar 4,9 gram bisa dalam satu gigitan pada 2022.
Rekor bisa tersebut dipegang oleh taipan pesisir lain di Australian Reptile Park yang dikenal dengan nama Whiplash.
"Cyclone adalah salah satu ular paling berbahaya di taman ini dan dikenal sangat tidak terduga serta membuat kami semua waspada," ujar Collett.