KOMPAS.com - Malam satu Suro merupakan malam pertama pada bulan Suro dalam kalender Jawa. Penanggalan satu Suro bertepatan dengan tanggal 1 Muharram dalam kalender Hijriah Islam.
Berdasarkan Kalender Hijriah 2024 yang dirilis Kementerian Agama (Kemenag), 1 Muharram bertepatan dengan Minggu, 7 Juli 2024.
Malam satu Suro jatuh pada malam hari setelah Maghrib di hari sebelum tanggal 1 Suro. Ini berarti malam satu suro terjadi sehari sebelum 1 Muharram.
Berikut rinciannya:
Lalu, apa itu arti malam 1 Suro dan apa saja tradisinya?
Baca juga: Ramai soal Weton Tulang Wangi Dikaitkan dengan Satu Suro, Apa Itu?
Malam satu Suro adalah malam hari pertama dalam kalender Jawa. Hari ini dirayakan bersamaan dengan hari pertama dalam bulan pertama kalender Hijriah, yaitu Muharam.
Dikutip dari Tradisi Malam Satu Suro dan Pengaruhnya Tehadap Kehidupan Sosial Keagamaan Masyarakat (2022) karya Mulyani dari UIN Raden Intan Lampung, masyarakat Jawa terutama Jawa Tengah menyebut Muharram sebagai bulan Suro.
Kata "Suro" berasal dari bahasa arab "Asyura" yang berarti sepuluh atau hari kesepuluh bulan Muharram. Asyura oleh warga Jawa dibaca menjadi "Suro".
Ada juga warga beberapa daerah yang menyebutnya "Suran".
Peringatan malam satu Suro biasanya diperingati pada malam hari setelah Maghrib pada hari sebelum tanggal 1 Suro atau 1 Muharam.
Hal ini sesuai keyakinan Jawa mengenai pergantian hari baru dimulai saat Matahari terbenam pada hari sebelumnya.
Perayaan malam satu Suro memiliki makna sebagai peringatan tanda pergantian waktu. Ini dianggap sangat penting dan berhubungan langsung dengan siklus kehidupan, ritual, perhitungan, dan lainnya.
Dilansir dari buku Ensiklopedia Kebudayaan Wonosobo (2020) karya M. Yusuf Amin Nugroho, dkk., malam satu Suro umumnya dilakukan dengan mengadakan tirakatan.
Warga akan berkumpul untuk berdoa disertai ubarampe seperti tumpeng, ingkung, bunga, jajanan pasar, serta bubut tanpa rasa.
Baca juga: Mitos Tidak Boleh Keluar Saat Malam Satu Suro Bertentangan dengan Tradisi Keraton, Apa Sebabnya?