KOMPAS.com - Gastroesophageal Reflux Disease atau GERD adalah kondisi ketika asam lambung naik ke kerongkongan.
Kondisi ini dapat menyebabkan seseorang mengalami sensasi terbakar di ulu hati hingga menyebabkan mual dan muntah.
Salah satu cara untuk mengobati GERD adalah dengan minum obat asam lambung yang biasanya banyak dijual di apotek.
Lantas, benarkah konsumsi obat GERD berlebihan tanpa pengawasan dokter bisa menyebabkan penyakit semakin parah?
Baca juga: 5 Manfaat Kopi Tanpa Kafein yang Jarang Diketahui, Cocok untuk Penderita GERD
Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Zullies Ikawati membenarkan bahwa penggunaan atau konsumsi obat GERD yang terlalu banyak dapat memperparah penyakit GERD itu sendiri.
"Namun dengan catatan bahwa penggunaan obat GERD tersebut berlebihan dan tanpa pengawasan medis," ujarnya saat dihubungi 优游国际.com, Selasa (18/6/2024).
Baca juga: Mengenal Ginjal Bocor: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan
Zullies menjelaskan, GERD adalah penyakit kronis akibat refluks atau mengalirnya asam lambung ke atas, bisa sampai ke kerongkongan.
Kondisi ini diakibatkan dari otot spinchter yang harusnya mengerut atau kontraksi, namun tidak berkontraksi secara cukup sehingga lambung bagian atas tidak kencang menutup dan mengakibatkan aliran asam lambung naik.
Menurutnya, untuk mengobati GERD tidak cukup dengan obat. Akan tetapi, diperlukan perbaikan pola hidup sehat dan lainnya.
Baca juga: Kisah Carissa Crysilla, Alami GERD dan Nyaris Kena Autoimun Diduga karena Makan Oatmeal Setiap Pagi
Untuk diketahui, beberapa pilihan obat GERD di apotek dari golongan PPI adalah omeprazole, esomeprazole, dan lansoprazole.
"Obat semacam PPI dan H2 bloker hanya bekerja mengurangi produksi asam lambung, tapi tidak akan menguatkan otot sfingter," jelas dia.
Baca juga: 7 Tanda Penyumbatan Pembuluh Darah di Otak, Kenali Sebelum Terlambat
Apabila obat-obatan di atas dikonsumsi secara berlebihan atau tanpa pengawasan medis, maka dapat menimbulkan beberapa konsekuensi dan efek samping yang berkontribusi pada kondisi seperti berikut ini:
Penghentian tiba-tiba dari PPI dapat menyebabkan peningkatan produksi asam lambung secara berlebihan (rebound acid hypersecretion).
Kondisi ini dapat menyebabkan gejala GERD kembali atau bahkan menjadi lebih parah daripada sebelum pengobatan dimulai.
Baca juga: Tanda-tanda Penyumbatan Darah di Jantung yang Sering Diabaikan, Apa Saja?