Tim Redaksi
KOMPAS.com - Banjir lahar dingin dan tanah longsor menerjang beberapa wilayah di Sumatera Barat (Sumbar) sejak Sabtu (11/5/2024).
Wilayah yang terdampak banjir lahar dingin dan tanah longsor Sumbar adalah Kabupaten Agam, Tanah Datar, Padangpanjang, Padang Pariaman, dan Kota Padang.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, penyebab banjir lahar dingin dan tanah longsor Sumbar adalah hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat.
Banjir juga diperparah dengan material lahar dari erupsi Gunung Marapi beberapa waktu lalu yang mengendap di lereng bagian atas gunung.
Material tersebut kemudian hanyut terbawa air hujan ke arah hilir hingga menerjang tiga kabupaten yang berada di sekitarnya.
“Merespons hal tersebut, BMKG di hari yang sama langsung menerbitkan peringatan dini potensi hujan lebat hingga sangat lebat yang dapat berujung bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, banjir lahar hujan dan longsor di Sumatera Barat,” ujar Dwikorita dalam keterangan yang diterima 优游国际.com, Senin (13/5/2024).
Baca juga: Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus
Banjir bandang dan tanah longsor Sumbar tidak hanya menyebabkan warga mengungsi dari tempat tinggal mereka, namun juga meluluhlantakkan ratusan rumah dan memutus jalur Padang-Bukittinggi.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengatakan, banjir bandang dan tanah longsor Sumbar hingga Selasa (14/5/2024) bertambah menjadi 50 orang meninggal.
Sebaran korban jiwa akibat banjir bandang dan tanah longsor Sumbar berada di Kota Padang Panjang sebanyak dua orang, Kabupaten Agam sebanyak 20 orang, Kabupaten Tanah Datar sebanyak 19 orang, Kota Padang sebanyak satu orang, dan Kabupaten Padang Pariaman sebanyak delapan orang.
Selain merenggut nyawa puluhan orang, 27 warga dilaporkan hilang, 37 orang mengalami luka-luka, dan 3.396 orang mengungsi.
“Datanya akan berkembang terus. Untuk membantu mencari (korban) yang masih hilang alat berat itu masuk harus secepat mungkin karena kan Basarnas punya golden time di 6x24 jam,” ujar Suharyanto dalam keterangan resmi yang diterima 优游国际.com, Selasa.
“Kita akan tetap upayakan mencari sampai ketemu apabila ada pihak keluarga atau ahli waris yang minta tetap dicarikan ya kita harus cari,” tambahnya.
Baca juga: Brasil Dilanda Banjir Terparah dalam Sejarah, 75 Warga Dilaporkan Meninggal
Suharyanto menyampaikan, BNPB juga menyalurkan bantuan awal dana operasional berupa Dana Siap Pakai (DSP) kepada pemerintah daerah terdampak banjir bandang Sumbar senilai Rp 3,2 miliar.
Tak hanya itu, BNPB turut menyerahkan bantuan lain berupa tenda pengungsian, tenda keluarga, sembako, makanan siap saji, hygiene kit, terpal, selimut, kasur, pompa alpon, jendet light, lampu solar panel, toilet portable, gergaji pohon, dan perlengkapan kebersihan.
“Kita sepakat dan meyakinkan bahwa kebutuhan dasar masyarakat terdampak ini betul -betul harus dipenuhi dengan baik ketika dia korban, luka-luka, maupun yang sekarang mengungsi,” tutur Suharyanto.
“Kita pastikan dan tadi kita sudah berikan bantuan awal baik yang bersifat dana maupun barang kebutuhan sehari hari dan ini akan dievaluasi terus menerus sesuai perkembangan,” imbuhnya.
Pemerintah juga telah menggelar Rapat Koordinasi Penanganan Darurat Bencana Banjir Lahar Dingin dan Longsor, Senin (13/5/2024).
BNPB menyampaikan, langkah penanganan darurat yang diambil dalam banjir bandang dan tanah longsor Sumbar adalah pemulihan akses jalan darat dari daerah terdampak dengan alat berat, pembersihan material longsor, evakuasi korban, dan koordinasi dengan OPD terkait.
Baca juga: Brasil Dilanda Banjir Terparah dalam Sejarah, 75 Warga Dilaporkan Meninggal
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.