KOMPAS.com - Opor ayam dan rendang menjadi hidangan khas Lebaran. Dua makanan olahan santan ini kerap disantap di saat momen Idul Fitri.
Biasanya, umat Islam akan memasak opor ayam dan rendang dalam jumlah banyak. Jika tidak habis, makanan itu akan dipanaskan kembali sebelum disantap.
Dengan begitu, opor ayam hingga rendang tidak mudah basi.
Namun, opor ayam dan rendang yang terlalu sering dipanaskan ternyata bisa menimbulkan efek samping yang buruk bagi kesehatan.
Lantas, apa efek samping makan opor ayam dan rendang yang terlalu sering dipanaskan?
Baca juga: Cara Menyimpan Opor Ayam Lebaran agar Tahan Lama
Olahan opor ayam dan rendang mengandung santan yang termasuk ke dalam kategori lemak baik.
Santan mengandung asam lemak dan trigliserida yang mudah dibakar tubuh.
Namun, jika olahan santan terlalu sering dipanaskan, lemak pada santan akan berubah menjadi lemak jenuh.
Dokter spesialis gizi klinik dari Mochtar Riady Comprehensive Cancer Center (MRCCC) Siloam Hospital Jakarta Selatan Inge Permadhi mengatakan, olahan santan yang dipanaskan berulang kali dapat mengakibatkan peningkatan kadar kolesterol jahat.
"Peningkatan kadar kolesterol jahat itu terjadi lantaran timbulnya lapisan lemak di dalam olahan santan. Lemak jenis inilah yang diketahui dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat atau low-density lipoprotein (LDL)," ujar dia, dilansir dari 优游国际.com (2/5/2022).
Tingginya kadar kolesterol jahat di dalam tubuh memiliki efek samping yang buruk bagi kesehatan karena memicu terjadinya penyumbatan pembuluh darah hingga penyakit jantung.
Selain meningkatkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh, memanaskan opor ayam dan rendang berulang kali juga mengurangi nilai gizi yang terkandung dalam hidangan tersebut.
Pakar gizi Institute Pertanian Bogor (IPB) Prof Ali Khomsan menyampaikan, makanan bersantan yang dipanaskan berkali-kali akan kehilangan kandungan nutrisinya.
"Tentu saja proses pemanasan bahan makanan bersantan pastilah akan menyebabkan susut gizi," kata dia, masih dari sumber yang sama.
Penurunan kandungan gizi itu terjadi karena beberapa vitamin di dalam makanan bersantan mudah larut dalam air. Sebagai contoh, vitamin B dan vitamin C.