优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Wacana Kawasan Jabodetabekjur, Tugas Baru untuk Wapres Melalui Dewan Aglomerasi

优游国际.com - 17/03/2024, 09:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah mengungkapkan wacana pembentukan kawasan aglomerasi Jabodetabekjur usai Jakarta tidak lagi menjadi Ibu Kota Negara Indonesia.

Rencana perluasan kawasan aglomerasi tersebut tertuang dalam Rancangan Undang-Undang Daerah Khusus Ibu Jakarta (RUU DKJ).

RUU DKJ menyebutkan, kawasan aglomerasi akan mencakup wilayah Jakarta, Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, dan Kabupaten Cianjur.

Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR RI Achmad Baidowi mengatakan, wilayah yang akan masuk ke kawasan aglomerasi memiliki aspek jarak, kebutuhan, serta kontribusi terhadap Kota Jakarta.

"Ada peluang itu. Semuanya, hitung-hitungannya ada dari pemerintah, baik dari aspek jarak dan kontribusi terhadap Jakarta," ucap pria yang disapa Awiek itu, dikutip dari , Jumat (15/3/2024).

Namun, dia menegaskan, wilayah yang akan masuk ke kawasan aglomerasi akan diputuskan oleh pemerintah.

Baca juga: Jakarta Resmi Kehilangan Status Daerah Khusus Ibu Kota sejak 15 Februari, Ini Alasannya


Diklaim mempermudah mengatasi masalah

Di sisi lain, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengatakan, aglomerasi bertujuan mempermudah pemerintah mengatasi beragam masalah perkotaan.

"Banyak masalah-masalah bersama seperti masalah banjir, transportasi, sampah, polusi dan segala macam, sehingga memerlukan adanya koordinasi, sinkronisasi, harmonisasi untuk perencanaan pembangunannya," kata Tito, dilansir dari , Jumat.

Menurut Tito, Jakarta sudah tidak memiliki batas alam wilayah dengan kawasan penyangga lainnya.

Hal tersebut menyebabkan beberapa permasalahan di Jakarta saling berkesinambungan dengan kondisi wilayah sekitar, seperti banjir, penumpukan sampah, dan macet.

Oleh karenanya, dia menilai butuh kerja sama dan kolaborasi antarpemerintah kota untuk menyelesaikan permasalahan itu dari hulu ke hilir.

Dia pun mencontohkan, kondisi tersebut mirip dengan di Papua yang menggunakan kebijakan otonomi khusus dari pemerintah pusat untuk pemerataan pembangunan.

"Kita mengambil templat di Papua, di Papua juga sama perlu ada harmonisasi antarkabupaten/ kota dan provinsi dengan pemerintah pusat untuk mempercepat pembangunan papua," ujarnya.

Baca juga: Ibu Kota Indonesia Masih Jakarta, Kapan Resmi Pindah ke IKN Nusantara?

Pembentukan Dewan Aglomerasi dipimpin wapres

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (13/3/2024).KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (13/3/2024).

Diberitakan , Rabu (13/3/2024), seiring perluasan wilayah aglomerasi, pemerintah akan membentuk Dewan Kawasan Aglomerasi atau Dewan Aglomerasi.

Merujuk draf RUU DKJ, pembentukan Dewan Kawasan Aglomerasi bertugas mengoordinasikan penataan ruang kawasan strategis nasional pada kawasan aglomerasi dan dokumen rencana induk pembangunan kawasan aglomerasi.

Halaman:


Terkini Lainnya

Cerita Adriana Smith Sedang Hamil, Divonis Mati Otak, Tak Diizinkan Jalani Aborsi

Cerita Adriana Smith Sedang Hamil, Divonis Mati Otak, Tak Diizinkan Jalani Aborsi

Tren
Ahli Peringatkan Jangan Simpan Uang Berlebihan di E-Wallet, Berapa Nominal Paling Aman?

Ahli Peringatkan Jangan Simpan Uang Berlebihan di E-Wallet, Berapa Nominal Paling Aman?

Tren
Apakah Musim Kemarau 2025 Lebih Kering atau Basah? Ini Penjelasan BMKG

Apakah Musim Kemarau 2025 Lebih Kering atau Basah? Ini Penjelasan BMKG

Tren
Sakit Perut, Pemuda India Operasi Dirinya Sendiri Berbekal YouTube, Berakhir Suka atau Duka?

Sakit Perut, Pemuda India Operasi Dirinya Sendiri Berbekal YouTube, Berakhir Suka atau Duka?

Tren
Aksi Pria China Lari Hampiri Mobil Terbakar Usai Kecelakaan demi Selamatkan Sopir

Aksi Pria China Lari Hampiri Mobil Terbakar Usai Kecelakaan demi Selamatkan Sopir

Tren
Turunkan Hipertensi dengan Tambahan 5 Menit Olahraga, Apa Jenis Paling Ampuh?

Turunkan Hipertensi dengan Tambahan 5 Menit Olahraga, Apa Jenis Paling Ampuh?

Tren
8 Minuman Penurun Kolesterol secara Alami, Apa Saja?

8 Minuman Penurun Kolesterol secara Alami, Apa Saja?

Tren
Jadwal dan Alur PPDB Madrasah 2025 untuk DKI Jakarta

Jadwal dan Alur PPDB Madrasah 2025 untuk DKI Jakarta

Tren
Aksi Penumpang China Eastern Airlines Buka Pintu Darurat dan Bilang Ingin Hirup Udara Segar

Aksi Penumpang China Eastern Airlines Buka Pintu Darurat dan Bilang Ingin Hirup Udara Segar

Tren
Warganet Sebut Pemilihan Livery Putih Pesawat RI 1 Bisa Bantu Hemat Bahan Bakar, Benarkah?

Warganet Sebut Pemilihan Livery Putih Pesawat RI 1 Bisa Bantu Hemat Bahan Bakar, Benarkah?

Tren
Mei Sudah Awal Kemarau, Kenapa Malam Hari Masih Hujan? Ini Penjelasan BMKG

Mei Sudah Awal Kemarau, Kenapa Malam Hari Masih Hujan? Ini Penjelasan BMKG

Tren
Kronologi Manajer Arema FC Jadi Tersangka Kasus Rokok Ilegal, Kini Ditahan di Rutan Salemba

Kronologi Manajer Arema FC Jadi Tersangka Kasus Rokok Ilegal, Kini Ditahan di Rutan Salemba

Tren
Beras di AS Tinggi Arsenik, Ini Bahaya dan Cara Mengurangi Paparannya

Beras di AS Tinggi Arsenik, Ini Bahaya dan Cara Mengurangi Paparannya

Tren
Urine Keruh Gejala Penyakit Apa? Ini 13 Daftarnya

Urine Keruh Gejala Penyakit Apa? Ini 13 Daftarnya

Tren
Tinggal 9 Hari Lagi, Ini Cara Aktivasi Rekening PIP 2025

Tinggal 9 Hari Lagi, Ini Cara Aktivasi Rekening PIP 2025

Tren
Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau