KOMPAS.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengungkapkan ada empat bahan yang dapat digunakan untuk mengawetkan bakso, tahu, dan mi.
Hal itu diketahui dari unggahan akun resmi Instagramnya, @bpom_ri pada Rabu (1/11/2023).
“BPOM telah menstardadisasi beberapa inovasi bahan alam yang dapat digunakan untuk mengawetkan produk bakso, tahu, dan mie,” tulis BPOM dalam unggahan.
Baca juga: Mutasi Letjen Kunto Arief Batal, Pengamat: Prabowo Tunjukkan Presiden Sesungguhnya
Humas BPOM Eka Rosmalasari menyampaikan, empat bahan tersebut merupakan bahan alami yang tidak berbahaya bagi tubuh.
“Alternatif aman daripada menggunakan boraks atau formalin yang memang berbahaya dan dilarang dalam pangan,” kata Eka kepada 优游国际.com, Kamis (2/11/2023).
Lihat postingan ini di Instagram
Lantas, apa saja empat bahan pengawet yang aman tersebut?
Baca juga: Produk Indomie di Taiwan Ditarik, BPOM Pastikan Produk di Indonesia Aman
Selengkapnya, berikut empat bahan yang bisa digunakan untuk mengawetkan bakso, tahu, dan mi beserta batas maksimal dan cara penggunaannya:
Baca juga: Makan Mi Instan Tiap Hari, Ini Efek Jangka Panjangnya bagi Tubuh
Terbuat dari chitosan (sejenis biopolimer dari kulit Crustacea seperti udang, kepiting, atau rajungan) dalam air dengan penambahan asam dan basa.
Fungsinya sebagai bahan pengawet bakso, tahu, dan mi dengan penggunaan secukupnya untuk hasilkan efek yang diinginkan.
Cara penggunaannya, yakni dengan mencampurkan larutan chitosan pada proses produksi mi basah, tahu segar, dan bakso daging dengan takaran 100 ml larutan untuk 1 kilogram produk.
Baca juga: Cegah Gagal Ginjal, Ini 5 Jenis Ikan yang Disarankan
Hasil proses fermentasi terhadap ekstrak buah pisang dengan/tanpa penambahan gula menggunakan starter kultur bakteri asam laktat jenis Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus bulgaricus, dan Lactobacillus casei untuk hasilkan asam laktat sebagai produk utama.
Berfungsi sebagai bahan pengawet tahu dengan penggunaan secukupnya.
Caranya yakni dengan menambahkan cairan fermentasi buah pisang saat proses penggumpalan tahu (4 ml dalam 1 liter bahan bahan) atau dapat juga campurkan cairan fermentasi buah pisang ke dalam air untuk merendam tahu (40 ml dalam 1 liter air).
Baca juga: Amankah Mengonsumsi Daging Ayam Mentah dalam Sajian Sashimi? Ini Kata Ahli Gizi
Serbuk yang diperoleh dari hasil ekstraksi gambir atau padatan kering yang dibuat dari daun Uncaria gambir (Hunter) Roxb. dengan pelarut.
Fungsinya untuk mengawetkan tahu dan bakso dengan batas maksimal penggunaan sebesar 20.000 mg/kg (20 g/mg atau takaran dua persen).
Untuk menggunakannya, larutkan ekstrak gambir dengan air. Kemudian, gunakan larutan tersebut untuk merendam tahu atau bakso daging selama satu jam dan tiriskan jika sudah.
Baca juga: Tanda-tanda Gula Darah Tinggi di Malam Hari yang Sering Diabaikan, Apa Saja?
Hasil formulasi dari asap cair (sabut kelapa, tempurung kelapa, atau tempurung kemiri) dengan menambahkan bahan pangan lain.
Selain itu, jangan ditambahkan bahan pangan pengawet lainnya. Fungsi dari formulasi tersebut untuk mengawetkan tahu dengan batas maksimal 1.000 mg/kg.
Cara menggunakannya yaitu dengan menambahkan produksi formulasi ke curd atau dadih kedelai, air garam atau laru, dan air rendaman tahu.
Baca juga: Bisakah Tinta Cumi-cumi Dikonsumsi? Ini Kata Ahli Gizi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.