KOMPAS.com - Nyeri haid atau dismenore merupakan penderitaan bagi sebagian perempuan saat menstruasi.
Nyeri atau kram di perut bagian bawah ini berlangsung selama 2-3 dan dapat menyebar ke punggung bawah hingga paha atas.
Dikutip dari , penyebab kram adalah kontraksi otot rahim yang meluruhkan endometrium atau lapisan dalam rahim saat kehamilan tidak terjadi.
Kontraksi rahim ini dipicu oleh produksi hormon asam lemak yang disebut prostaglandin.
Nyeri haid umumnya tidak dapat dihindari. Untuk meredakan nyeri haid, bisa menggunakan obat penghilang rasa sakit dan anti peradangan.
Kendati begitu, konsumsi obat-obatan dalam jangka panjang sangat tidak dianjurkan demi kesehatan.
Sebagai alternatif, perempuan yang mengalami dismenore bisa menghindari makanan yang memperburuk kram dan memperbanyak konsumsi makanan pereda nyeri.
Lantas, apa saja makanan pemicu dan pereda nyeri haid?
Baca juga: 5 Cara Mempercepat Haid, Ampuh dan Aman Dilakukan
Baca juga: 7 Tanda Haid Akan Datang, Terutama untuk Wanita dengan Siklus Tak Lancar
Menurut (14/10/2022), rasa nyeri pada perut saat haid bisa berkurang dengan olahraga teratur, menghindari stres, dan berhenti merokok.
Selain itu, sebuah tinjauan penelitian terbaru yang dipresentasikan dalam konferensi North American Menopause Society (NAMS), mengonfirmasi bahwa perubahan pola makan bisa memberikan efek signifikan pada nyeri haid.
Tinjauan baru studi ini dilakukan pada sejumlah gadis remaja, dan menunjukkan bahwa menerapkan diet anti-inflamasi atau peradangan bisa meredakan kram.
Dilansir dari laman (18/10/2022), peneliti menemukan bahwa diet tinggi asam lemak omega-3 bisa cenderung mengurangi peradangan.
Peradangan ini merupakan kontributor utama datangnya nyeri saat perempuan berada di masa-masa awal haid.
Makanan dengan kandungan omega-3 dan dapat membantu mengatasi nyeri haid, antara lain:
Baca juga: 6 Tanda Haid Tak Biasa, Jangan Diabaikan!
Berbanding terbalik, makanan tinggi asam lemak omega-6 justru akan memperparah rasa nyeri pada perut bagian bawah.