KOMPAS.com - Beberapa pekan mendatang, Facebook mulai menghapus klaim palsu tentang vaksin Covid-19 yang telah dibantah para ahli kesehatan di platform Facebook dan Instagram.
Kebijakan ini diumumkan perusahaan media sosial itu pada Kamis (3/12/2020).
Facebook menyatakan kebijakan tersebut dikeluarkan karena pertimbangan kemunculan berita mengenai vaksin Covid-19 yang segera diluncurkan di dunia.
Baca juga: Mahfud MD Merasa Jokowi Berubah pada April 2022: Mulai Lihat Pembelokan...
"Ini adalah cara lain kami dalam menerapkan kebijakan menghapus informasi yang salah tentang virus Covid-19 yang dapat menyebabkan cedera fisik," tulis Facebook dalam situs webnya.
Klaim palsu seputar vaksin Covid-19 yang akan dihapus mencakup klaim palsu tentang keamanan, kemanjuran, kandungan atau efek samping dari vaksin.
Misal, klaim palsu bahwa vaksin Covid-19 mengandung microchip atau apa pun yang tidak ada dalam daftar resmi bahan vaksin.
Baca juga: Jokowi Lapor ke Polda Metro soal Polemik Ijazah Palsu, Mahfud MD: Itu Hak tapi...
Facebook juga berencana menghapus teori konspirasi soal Covid-19 yang diketahuinya salah. Contohnya, populasi tertentu yang digunakan tanpa persetujuan mereka untuk menguji keamanan vaksin.
Facebook menyatakan akan terus memperbarui klaim yang dihapusnya secara berkala berdasarkan panduan dari otoritas kesehatan masyarakat ketika otoritas tersebut mempelajari klaim itu lebih lanjut.
"Kami juga terus membantu orang-orang tetap mengetahui vaksin Covid-19 dengan mempromosikan sumber informasi resmi melalui COVID-19 Information Center," kata Facebook.
Baca juga: Kisah Penerbangan Saudia 163: Saat Pintu Dibuka di Bandara, 301 Penumpang Ditemukan Sudah Tewas
Saat ini, dua perusahaan obat, yakni , tengah meminta otoritas Amerika Serikat (AS) untuk penggunaan darurat atas vaksin masing-masing.
Teranyar, Inggris telah setuju menggunakan vaksin Covid-19 yang dikembangkan Prizer-BioNTech, mendahului AS dan Eropa.
Respons terhadap pengumuman vaksin Covid-19 lebih dulu dilakukan YouTube. Medio November lalu YouTube mulai soal vaksin Covid-19 pada panel informasi periksa fakta di bagian video dan pencarian tentang Covid-19.
Baca juga: Gaspol Hari Ini: Mahfud MD Angkat Bicara Persoalan Gibran dan Dugaan Ijazah Palsu Jokowi
Langkah itu diterapkan YouTube untuk memerangi misinformasi soal Covid-19, utamanya vaksin Covid-19 yang saat itu menunjukkan hasil akhir.
Dalam menghadapi sebaran misinformasi di masa pandemi ini, Facebook terus memperkuat kebijakannya. Sesaat setelah badan kesehatan dunia WHO menetapkan wabah Covid-19 sebagai pandemi global pada 11 Maret 2020, Facebook menampilkandi bagian atas Umpan Berita (News Feed).
Layanan itu menyediakan tempat terpusat bagi orang-orang mendapatkan berita dan informasi terbaru dan tips menjaga kesehatan. Informasi terbaru dari organisasi global seperti WHO juga tersedia di dalamnya.
Baca juga: 12 Suplemen dan Obat yang Bisa Bahayakan Ginjal, Apa Saja?
Di bulan yang sama, WHO bekerja sama dengan Facebook merilis chatbot di Facebook Messenger yang menyediakan informasi terkini mengenai virus corona.
Juga di bulan Maret 2020, Facebook dan penjualan masker di platform-nya. Kebijakan ini diambil agar kondisi masyarakat yang tengah dilanda kepanikan tidak dimaanfatkan segelintir orang untuk kepentingan pribadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.