KOMPAS.com - Vanuatu belum lama ini ramai diperbincangkan di media sosial, dan bahkan sempat menjadi trending topic di Twitter.
Pembahasan soal Vanuatu tersebut muncul setelah negara ini kembali menyinggung soal isu dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Papua dalam Sidang Umum PBB pada Sabtu (28/9/2020).
Isu soal pelanggaran HAM tersebut bukan pertama kali dilontarkan oleh Vanuatu.
Baca juga: Ramai soal Lagu Yamko Rambe Yamko, Benarkah dari Papua?
Melansir Harian 优游国际, 27 Maret 2015, Perdana Menteri Vanuatu saat itu, Moana Carcasses Kalosil juga menyinggung hal yang sama di hadapan Dewan HAM PBB.
Isu tersebut bahkan terus dibawa di hadapan Majelis atau Sidang Umum PBB pada 2016, 2017, 2018, 2019, dan terbaru pada 2020.
Seringkali ribut soal isu Papua, lantas di manakah letak Vanuatu?
Dikutip dari Britannica, Republik Vanuatu adalah negara kepulauan yang terletak di Samudra Pasifik Selatan.
Kepulauan ini terletak sekitar 1.750 kilometer timur Australia, 500 kilometer timur laut Kaledonia Baru, barat Fiji dan selatan Kepulauan Solomon.
Kepulauan di negara ini membentuk rantai serupa huruf Y dari empat belas pulau utama antara Samudra Pasifik Selatan dan Laut Koral dan merupakan rumah bagi beberapa gunung berapi aktif.
Baca juga: Saat Australia Mencoba Alternatif Pelacakan Virus Corona Melalui Selokan...
Titik tertinggi Vanuatu adalah Gunung Tabwemasana, di 1.879 meter, terletak di pulau Espiritu Santo.
Luas daratan di Vanuatu adalah 12.190 kilometer persegi atau setara dengan 4.707 mil persegi.
Kepulauan ini berpenduduk 274.000 (tahun 2019), ibu kota dan kota terbesar adalah Port Vila.
Bahasa yang digunakan Bislama (bahasa kreol berbasis Inggris), Inggris, Perancis dan berbagai bahasa Austronesia.
Baca juga: Viral, Video Balita di Papua Tak Ingin Berpisah dengan Prajurit TNI
Vanuatu merupakan kondominium Anglo-Perancis yang dikelola bersama di New Hebrides.
Vanuatu mencapai kemerdekaan pada 1980.
Nama Vanuatu berarti "Tanah Kami Selamanya" dalam banyak bahasa Melanesia yang digunakan secara lokal.
Penduduk asli, yang disebut ni-Vanuatu, sebagian besar adalah orang Melanesia, meskipun beberapa pulau terpencil memiliki populasi Polinesia.
Ada juga minoritas kecil orang Eropa, Mikronesia, China, dan Vietnam.
Diperkirakan, tiga perempat penduduknya tinggal di daerah pedesaan, tetapi sejak kemerdekaan, pusat-pusat kota Luganville dan Port-Vila telah menarik banyak orang.
Baca juga: Gas Air Mata dan Peluru Karet, Cara Afrika Tertibkan Warganya Saat Lockdown
Pertanian secara tradisional menjadi basis ekonomi Vanuatu, bersama dengan jaringan pertukaran yang rumit di dalam dan antar pulau.
Perubahan ekonomi terjadi dengan perkembangan perkebunan Eropa setelah 1867. Kapas adalah tanaman awal, diikuti oleh jagung (jagung), kopi, biji kakao, dan kelapa (untuk kopra).
Melansir laporan yang dirilis Asian Development Bank (ADB), ekonomi Vanuatu sangat bergantung pada sektor pariwisata.
ADB sendiri sejauh ini jadi salah satu lembaga donatur untuk negara tersebut. Pada 2019, pertumbuhan ekonomi negara itu mencapai 3 persen.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Resesi Ekonomi dan Bedanya dengan Depresi Ekonomi
Meski demikian, angka pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tersebut turun dibandingkan 2 tahun sebelumnya yang masing-masing sebesar 3,2 persen dan 4,4 persen.
Lesunya ekonomi Vanuatu disebabkan oleh rusaknya sektor pertanian dan pariwisata karena dilanda Badai Tropis Hola dan meletusnya gunung berapi di Pulau Ambae.
Sebelum adanya pandemi virus corona, pertumbuhan ekonomi 2020 diproyeksikan ADB sebesar 2,8 persen.
Sektor pertanian negara ini banyak ditopang dari kopra yang jadi komoditas andalannya. Komoditas ekspor lainnya yakni minyak kelapa, dan buah kelapa.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Resesi Ekonomi, Dampak, dan Penyebabnya...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.