优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Mudah Lemas Saat Menjalani Puasa? Simak Saran Ahli Gizi Berikut Ini...

优游国际.com - 25/04/2020, 15:30 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sudah bukan hal baru, ketika berbuka puasa biasanya dianjurkan untuk makan atau minum sesuatu yang manis.

Makanan atau minuman manis itu disebut bisa mengembalikan tenaga yang seharian terkuras setelah berpuasa.

Benar kah demikian?

Baca juga: 5 Tips Puasa bagi Penderita Maag agar Tetap Lancar dan Nyaman

Tidak semua yang manis baik

Dokter sekaligus Ahli Gizi Komunitas dr. Tan Shot Yen, M.Hum menyebutkan, tidak sembarang makanan atau minuman manis baik untuk berbuka puasa.

"Hati-hati dengan hipnotis iklan, saya enggak pernah setuju dengan minum manis (untuk berbuka puasa), gula darah dan insulinnya ikut kejut, ngeri dan merusak," kata dia saat dihubungi Jumat (24/4/2020) siang.

Sebagai gantinya, asupan manis itu bisa didapatkan dari beberapa biji buah kurma, sebagaimana disunahkan dalam agama.

"Sunah Nabi, takjil kan cuma membatalkan puasa dengan air-satu-satunya cairan yang paling mudah diserap tubuh sebagai konsep rehidrasi dan kurma. Manis tapi bukan hanya gula saja. Kurma itu high fibre, tinggi mineral dan antioksidan," sebut dia.

Bahkan, di negara-negara timur tengah, kurma disebut sebagai camilan yang menyehatkan karena mandungan-kandungan tersebut.

"(Manisnya kurma) enggak sama dengan teh manis dan kolak," kata Tan.

Baca juga: Bagaimana Berpuasa Secara Aman di Tengah Pandemi Corona?

Jangan terlalu banyak makan

Selan itu biasanya, banyak orang yang mengumpulkan berbagai jenis makanan dan minuman di meja sebagai persiapan untuk berbuka puasa.

Karena lapar mata, akhirnya semua itu dikumpulkannya dan siap disantap ketika bedug maghrib berbunyi.

Padahal, pada akhirnya semua makanan atau minuman itu tidak akan sanggup dihabiskan, karena ternyata perut cepat kenyang.

Untuk itu, tidak usah memakan terlalu banyak jenis makanan dan minuman saat berbuka, khususnya saat membatalkan puasa.

Baca juga: Kota Dubrovnik, Sejarah dan Awal Mula Konsep Karantina Penyakit dari Abad ke-14

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Libur Panjang Waisak 2025, Ini 10 Tempat Wisata Bernuansa Buddha di Indonesia

Libur Panjang Waisak 2025, Ini 10 Tempat Wisata Bernuansa Buddha di Indonesia

Tren
Anak Bakar 13 Rumah karena Terinspirasi Game, Psikolog Beri 5 Saran Ini ke Para Orang Tua

Anak Bakar 13 Rumah karena Terinspirasi Game, Psikolog Beri 5 Saran Ini ke Para Orang Tua

Tren
Saat Bandung dan Bogor Tingkatkan Layanan Tes HIV, Sifilis, dan Hepatitis B untuk Ibu Hamil...

Saat Bandung dan Bogor Tingkatkan Layanan Tes HIV, Sifilis, dan Hepatitis B untuk Ibu Hamil...

Tren
Apakah Tidur di Lantai Bisa Kena Angin Duduk? Ini Jawaban Dokter

Apakah Tidur di Lantai Bisa Kena Angin Duduk? Ini Jawaban Dokter

Tren
India-Pakistan Sepakat Gencatan Senjata, Trump Klaim atas Mediasi AS

India-Pakistan Sepakat Gencatan Senjata, Trump Klaim atas Mediasi AS

Tren
Paus Leo XIV Ternyata Pernah Kunjungi Indonesia, Berikut Lokasi yang Dikunjungi

Paus Leo XIV Ternyata Pernah Kunjungi Indonesia, Berikut Lokasi yang Dikunjungi

Tren
Muncul Awan Klorin Beracun di Spanyol, 16.000 Warga Diminta Tetap di Rumah

Muncul Awan Klorin Beracun di Spanyol, 16.000 Warga Diminta Tetap di Rumah

Tren
Kenapa AS dan China Akhirnya Mau Berunding soal Tarif?

Kenapa AS dan China Akhirnya Mau Berunding soal Tarif?

Tren
Kisah Penerbangan Saudia 163: Saat Pintu Dibuka di Bandara, 301 Penumpang Ditemukan Sudah Tewas

Kisah Penerbangan Saudia 163: Saat Pintu Dibuka di Bandara, 301 Penumpang Ditemukan Sudah Tewas

Tren
Bagaimana Cara Arkeolog Tahu Jenis Kelamin dari Kerangka Manusia?

Bagaimana Cara Arkeolog Tahu Jenis Kelamin dari Kerangka Manusia?

Tren
Viral, Video Polisi Diduga Rebut Boks Berisi Rokok Ilegal, Ini Kata Bea Cukai dan Polrestabes Surabaya

Viral, Video Polisi Diduga Rebut Boks Berisi Rokok Ilegal, Ini Kata Bea Cukai dan Polrestabes Surabaya

Tren
Apakah Paus Leo XIV Tak Sejalan dengan Trump?

Apakah Paus Leo XIV Tak Sejalan dengan Trump?

Tren
5 Minuman yang Aman dan Baik Dikonsumsi Penderita Gagal Ginjal

5 Minuman yang Aman dan Baik Dikonsumsi Penderita Gagal Ginjal

Tren
Pakistan Gelar Rapat Komando Nuklir Setelah Serang India?

Pakistan Gelar Rapat Komando Nuklir Setelah Serang India?

Tren
Apakah Cuci Darah karena Gagal Ginjal Ditanggung BPJS Kesehatan? Ini Ketentuannya

Apakah Cuci Darah karena Gagal Ginjal Ditanggung BPJS Kesehatan? Ini Ketentuannya

Tren
Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau