KOMPAS.com - Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemenhan RI) memberikan penjelasan terkait isu yang beredar mengenai Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Manuhua yang berlokasi di Biak, Papua, yang akan dijadikan markas untuk pesawat militer Rusia.
Dilansir 优游国际.com (15/04/2025), Kepala Biro Informasi Pertahanan (Infohan) Kemenhan, Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang, menyatakan bahwa hingga saat ini pihaknya belum menemukan bukti terkait berita tersebut.
"Kami belum melakukan pemantauan mengenai isu ini," ungkap Frega melalui pesan singkat kepada 优游国际.com pada Selasa, 15 April 2025.
Baca juga:
Sebelumnya, berita mengenai rencana menjadikan Lanud Manuhua sebagai markas pesawat militer Rusia dilaporkan oleh media internasional, yang kemudian dikutip oleh Antara.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa kesepakatan tersebut muncul setelah pertemuan antara Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Sjafrie Sjamsoeddin, dan Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Sergei Shoigu, pada bulan Februari.
Namun, Frega menegaskan bahwa Kemenhan belum menemukan informasi mengenai kesepakatan terkait Lanud Manuhua dalam pertemuan tersebut.
"Kami masih belum memantau hal itu terkait pertemuan Menhan RI dengan Sekretaris Dewan Keamanan Rusia," tambahnya.
Brigjen Frega juga mengacu pada keterangan resmi Kemenhan mengenai pertemuan antara Sjafrie dan Sergei.
Dalam kesempatan itu, Kemenhan mengungkapkan apresiasi terhadap dukungan dan kerja sama yang berkelanjutan dari Rusia, terutama dalam aspek pertahanan dan keamanan.
Menhan mengungkapkan harapan untuk memperdalam kerja sama pertahanan serta menjajaki peluang baru dalam kolaborasi.
Ia menekankan bahwa bersama-sama, kedua negara dapat menghadapi tantangan keamanan dan berkontribusi pada stabilitas dan perdamaian dunia.
"Saya berharap dapat semakin memperdalam kerja sama pertahanan kita dan mengeksplorasi peluang baru untuk kolaborasi," kata Menhan, sebagaimana dikutip dari keterangan Kemenhan pada 25 Februari 2025.
Lebih lanjut, Menhan menyampaikan harapannya untuk membangun hubungan yang lebih erat antar personel, yang tidak hanya bersifat formal, tetapi juga memungkinkan terciptanya hubungan yang lebih kuat antar unit dan satuan.
Kemenhan juga menyatakan bahwa kedua negara berkomitmen untuk mengeksplorasi kolaborasi yang lebih dalam dalam teknologi militer, yang didasari oleh pengakuan bersama akan manfaat strategis dari kemitraan teknologi dan pertukaran keahlian.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat memperkuat kapasitas militer serta mendukung modernisasi pertahanan kedua negara.