KOMPAS.com - Perang Padri mulanya melibatkan sesama orang Minangkabau di Sumatera Barat.
Penyebab Perang Padri adalah perbedaan prinsip mengenai agama Islam antara kaum Padri dan penghulu Adat.
Kaum Padri merupakan sebutan bagi kelompok yang memiliki visi menegakkan syariat Islam di Minangkabau, sedangkan kaum Adat meliputi masyarakat yang masih melestarikan adat dan memegang nilai-nilai tradisi dari leluhur.
Perang Padri antara kaum Padri dan kaum Adat berlangsung dari tahun 1803 hingga 1821.
Tahun 1821 hingga 1838 merupakan era keterlibatan Belanda dalam Perang Padri.
Apa tujuan utama Belanda terlibat dalam Perang Padri? Berikut ini penjelasannya.
Baca juga: Tokoh Perjuangan Pertahanan Terakhir Kaum Padri
Tujuan utama Belanda terlibat dalam Perang Padri adalah untuk menguasai pedalaman Minangkabau dan melemahkan posisi Inggris di bidang ekonomi.
Selain itu, Belanda ingin mencegah meluasnya pengaruh kaum Padri ke daerah pesisir.
Pada tahun 1819, Belanda menerima kembali kekuasaan di Padang dari Inggris sebagai akibat Perjanjian London 1814.
Politik Belanda kemudian diarahkan ke daerah pedalaman Minangkabau.
Pasalnya, pada saat menguasai Indonesia, Inggris telah berhasil menanamkan pengaruh di daerah pedalaman Minangkabau, terutama terhadap para penghulu Adat.
Pengaruh tersebut mungkin saja berlanjut dengan hubungan ekonomi, sehingga Belanda sebisa mungkin menghentikannya.
Selain untuk menjegal Inggris, dengan menguasai pedalaman Minangkabau maka jalan kaum Padri ke wilayah pesisir akan terputus dan melemah.
Tujuan Belanda untuk menguasai pedalaman Minangkabau mendapatkan jalan ketika kaum Adat kewalahan menghadapi kaum Padri.
Baca juga: Kronologi Perang Padri (1803-1838)
Belanda selalu berusaha mendekati dan membantu pihak yang sudah terjepit dalam setiap konflik antara dua daerah atau golongan di Indonesia.