KOMPAS.com - Bintang sepak bola Brasil sekaligus pemain Paris Saint-Germain, Neymar Jr, mengaku sempat menangis selama lima hari beruntun usai Brasil tersingkir di Piala Dunia 2022 lalu.
Neymar dan timnas Brasil mengalami kekalahan dari Kroasia di babak perempat final Piala Dunia di Stadion Education City, Ar-Rayyan, Qatar, pada Desember 2022 lalu.
Setelah bermain imbang selama 120 menit lamanya, Brasil dan Kroasia harus melanjutkan pertandingan ke babak adu penalti. Sayangnya, Selecao, julukan Brasil, takluk 2-4 dari lawan.
Mantan pemain Barcelona tersebut sejatinya mencetak gol pada masa perpanjangan waktu pada menit 105+1, sebelum akhirnya Bruno Petkovic mencetak gol penyeimbang tiga menit sebelum laga 2 jam itu usai.
Baca juga:
"Saya tidak dapat menggambarkan apa isi dalam kepala pada masa itu," kata Neymar kepada YouTuber Casimiro dalam saluran YouTube Que Papinho, dilansir dari ESPN.
Neymar bahkan menyebutkan bahwa laga Brasil vs Kroasia menjadi kekalahan paling menyakitkan yang pernah dialaminya sepanjang karier bermain sepak bola.
"Itu adalah kekalahan paling menyakitkan dalam karier saya, tentu saja."
"Bahkan, saya menangis selama lima hari berturut-turut. Itu sangat menyakitkan ketika mimpi saya yang nyaris terwujud menjadi sesuatu yang sia-sia," sambung pemain 31 tahun itu.
Baca juga:
Sepanjang kariernya, Neymar telah menjalani tiga edisi Piala Dunia, yakni pada 2014, 2018, dan teranyar 2022 lalu.
Dalam edisi 2014 di tanah air sendiri, Neymar berhasil membawa timnas Brasil melaju sampai babak semifinal. Sayangnya, Neymar absen di babak semifinal karena cedera yang dideritanya.
Alhasil, Brasil harus menjalani pengalaman paling memalukan di negeri sendiri setelah kalah dengan skor telak 1-7 dari sang pemenang edisi Piala Dunia tersebut, Jerman.
Selang empat tahun kemudian, Selecao berhasil melaju ke babak gugur Piala Dunia 2018 di Rusia hingga babak perempat final.
Baca juga:
Sayangnya, Brasil lagi-lagi harus mengubur impian meraih gelar juara dunia keenam usai takluk tipis 1-2 dari tim kuda hitam saat itu, 1-2.
"Saya lebih baik tidak mencetak gol agar skor tetap 0-0 lalu kalah dalam babak adu penalti, dibanding dengan mencetak gol lalu mereka menyamakan skor dan kalah saat penalti. Itu adalah luka yang hanya bisa dipahami oleh pemain dan staf," jelasnya.
Neymar mengaku pengalaman tersebut merupakan titik terendah dalam hidupnya, di mana dirinya bertekad untuk tidak merasakan kembali pengalaman menyedihkan itu.