优游国际

KOMPAS.com - Pemain National Football League (NFL) asal klub Oklahoma State Cowboys, Amen Ogbongbemiga, dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 atau virus corona pada Senin (1/6/2020).

Amen Ogbongbemiga menyebut bahwa dirinya terpapar Covid-19 usai ikut aksi protes kematian pria berkulit hitam, George Floyd.

Atlet NFL berposisi linebacker itu mengikuti aksi protes du Tulsa, Oklahoma, Amerika Serikat.

Kabar tersebut datang dari pengakuannya sendiri yang dia ungkapkan melalui akun Twitter pribadinya.

Baca juga: FIFA: Penghormatan untuk George Floyd Seharusnya Diapresiasi, Bukannya Dihukum...

Padahal, Amen Ogbongbemiga berangkat ke Tulsa mengikuti anjuran WHO terkait alat pelindung diri.

Hanya saja, kerumunan membuat virus corona menyebar dengan mudah dan cepat.

"Setelah mengikuti aksi protes di Tulsa dan menggunakan alat untuk melindungi diri sendiri, saya dinyatakan positif Covid-19," tulis dia di Twitter.

Kendati penularan virus corona tak bisa dideteksi, kerumunan dalam aksi protes George Floyd tentu sangat memiliki risiko tinggi.

Baca juga: Lewat Media Sosial, Luis Milla Tunjukkan Solidaritas untuk George Floyd

Sehingga, dia berkeyakinan bahwa aksinya di Tulsa berbuah positif Covid-19.

Mendapati pengalaman tak menyenangkan tersebut, dia berpesan kepada simpatisan lain yang ikut protes agar tetap waspada dan memperhatikan protokol kesehatan.

"Tolong, jika Anda ingin melakukan protes, jaga diri Anda dan tetap aman," jelas pria kelahiran Nigeria itu.

After attending a protest in Tulsa AND being well protective of myself, I have tested positive for COVID-19. Please, if you are going to protest, take care of yourself and stay safe.

— Amen Ogbongbemiga (@closedprayer)

Kondisi AS saat ini sangat kacau setelah kematian George Floyd yang lehernya ditindih oleh polisi hingga kehabisan napas.

Kematian pria 46 tahun itu memicu protes keras dari banyak kalangan dengan turun ke jalan.

Baca juga: Shin Tae-yong Angkat Bicara soal Gaji dari PSSI

Di sisi lain, kasus virus corona di Negeri Paman Sam tersebut tertinggi di dunia dan telah mencapai 1,8 juta kasus hingga Rabu (3/6/2020).

Dari angka tersebut, 646,260 orang berhasil sembuh. Sementara 108,062 lainnya meninggal dunia.