Tim Redaksi
KOMPAS.com – Psikologi dan sastra memiliki hubungan fungsional yang mempelajari keadaan kejiwaan orang lain juga bersifat imajinatif.
Psikologi sastra adalah proses penelaahan karya sastra lewat aktivitas kejiwaan.
Kajian ini meneliti penerapan dan fungsi penelitian psikologis, serta menganalisis konflik batin yang terjadi pada tokoh dalam karya sastra.
Tujuan psikologi sastra, yaitu:
Baca juga: 22 Istilah Emosi Manusia Dalam Psikologi yang Jarang Diketahui
Psikologi sastra menurut Sigmund Freud adalah alam bawah sadar.
Sastra adalah proses pembentukan mimpi yang secara tidak langsung memberi kepuasan bagi pengarang maupun pembaca.
Teori Sigmund Freud ini disebut juga teori psikoanalisis. Teori ini berhubungan dengan fungsi perkembangan mental manusia.
Unsur kejiwaan dalam teori psikologi sastra menurut Sigmund Freud dibagi menjadi:
Teori psikologi ini disebut juga psikologi humanistik. Tingkah laku mansia ditentukan oleh kecenderungan individu dalam mencapai tujuan agar merasa puas dan bahagia.
Baca juga: Teori Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow
Teori Abraham Maslow dikenal juga sebagai hierarki kebutuhan, yang mencakup:
Teori David Krech menekankan pada kondisi emosi pada tiap tokoh dalam karya sastra. Emosi adalah reaksi perasaan terhadap seseorang atau kejadian.
Berikut klasifikasi emosi menurut David Krech:
Mencakup perasaan senang, marah, takut, dan sedih.
Stimulasi sensor atau rangsangan sensorik, meliputi perasaan sakit, jijik, dan nikmat.
Baca juga: Sastra Bandingan: Pengertian, Masalah, dan Mazhabnya
Penilaian diri sendiri, meliputi perasaan berhasil dan gagal, malu, bangga, bersalah, penyesalan, dan berkaitan dengan standar penting sebuah perilaku.