KOMPAS.com - Ketika membayangkan megalodon, kebanyakan orang mungkin langsung membayangkan seekor hiu putih raksasa yang lebih besar dan lebih buas. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa megalodon mungkin lebih panjang dan ramping dibandingkan perkiraan sebelumnya.
Menurut Kenshu Shimada, seorang paleontolog vertebrata dari DePaul University di Chicago, banyak studi sebelumnya hanya mengasumsikan bahwa megalodon adalah versi raksasa dari hiu putih modern tanpa adanya bukti nyata.
Namun, penelitian yang diterbitkan di jurnal Palaeontologia Electronica ini menunjukkan bahwa megalodon mungkin memiliki bentuk tubuh yang lebih ramping daripada yang selama ini diperkirakan.
Baca juga: Studi Baru Sebut Bentuk Megalodon Lebih Ramping dan Panjang
Menganalisis ukuran megalodon bukanlah tugas yang mudah. Berbeda dengan hewan purba lain yang fosilnya masih relatif utuh, fosil megalodon yang ditemukan hanya berupa vertebra, gigi, sisik, dan beberapa fragmen tulang rawan. Tidak ada fosil lengkap dari kepala, ekor, atau siripnya. Bahkan, jika kamu pernah berfoto di depan rahang megalodon di museum, itu hanyalah perkiraan berdasarkan fragmen yang ditemukan, bukan bentuk aslinya.
Karena minimnya fosil yang tersedia, banyak ilmuwan selama ini menggunakan hiu putih modern sebagai referensi untuk memperkirakan ukuran dan bentuk tubuh megalodon. Namun, penelitian terbaru menggunakan pendekatan yang lebih luas dengan membandingkan struktur vertebra dari spesimen Belgia dan Denmark dengan lebih dari 170 spesies hiu lainnya, baik yang masih hidup maupun yang sudah punah.
Hasilnya? Spesimen dari Belgia diperkirakan memiliki panjang sekitar 16,4 meter. Namun, karena vertebra dari Denmark lebih besar, tim peneliti memperkirakan bahwa panjang maksimal megalodon bisa mencapai 24,3 meter—hampir seukuran paus biru! Sebelumnya, perkiraan maksimal megalodon hanya sekitar 15 meter.
Baca juga: Megalodon, Hiu Besar Masa Prasejarah
Selain ukurannya yang lebih panjang dari perkiraan sebelumnya, penelitian ini juga menunjukkan bahwa megalodon mungkin tidak seberat yang kita kira. Para ilmuwan mengukur sesuatu yang disebut fineness ratio, yaitu perbandingan antara panjang dan lebar tubuh, untuk melihat seberapa aerodinamis tubuh megalodon saat berenang.
Jika kita membandingkan dengan hiu terbesar yang masih hidup saat ini, seperti hiu paus dan hiu penjemur (basking shark), mereka memiliki tubuh yang lebih ramping untuk meningkatkan efisiensi berenang. Sebaliknya, jika megalodon memiliki tubuh yang terlalu lebar seperti hiu putih yang diperbesar, ia justru akan mengalami kesulitan bergerak di air.
Meskipun belum ada bukti langsung yang menunjukkan bentuk tubuh megalodon yang lebih ramping, Shimada dan timnya berpendapat bahwa ini lebih masuk akal dari sudut pandang hidrodinamika.
Namun, Jack Cooper, seorang paleobiolog dari Swansea University, masih ragu. "Bisa saja megalodon lebih ramping, tetapi penelitian ini tidak menunjukkan seberapa rampingnya dengan pasti, dan tidak menyingkirkan kemungkinan bentuk tubuh yang lebih lebar seperti yang diperkirakan sebelumnya," kata Cooper.
Baca juga: Hiu Megalodon Dulu Penguasa Lautan, Bagaimana Bisa Punah?
Selain mengungkap ukuran tubuhnya, penelitian ini juga menemukan bahwa bayi megalodon mungkin merupakan bayi ikan terbesar yang pernah ada. Dengan menghitung lapisan pertumbuhan dalam vertebra, para ilmuwan memperkirakan bahwa bayi megalodon lahir dengan panjang sekitar 3,6 hingga 4 meter—lebih besar daripada kebanyakan hiu dewasa saat ini!
Bayi megalodon juga diduga tumbuh dengan sangat cepat dalam tujuh tahun pertama kehidupannya. Kemungkinan ini muncul karena mereka perlu mencapai ukuran tertentu agar tidak dimangsa oleh predator lain, termasuk hiu putih purba yang mungkin merupakan pesaing mereka di lautan. Namun, Cooper berpendapat bahwa hipotesis ini masih spekulatif dan membutuhkan lebih banyak bukti.
Baca juga: Seberapa Besar Gigi Hiu Megalodon?
Belakangan ini, megalodon menjadi subjek yang sangat populer, terutama di dunia hiburan. Banyak orang terobsesi dengan pertanyaan-pertanyaan seperti, "Seberapa besar sebenarnya megalodon?" atau "Siapa yang akan menang dalam pertarungan antara megalodon dan paus Livyatan?"
Namun, Shimada dan Cooper menekankan bahwa fokus pada pertanyaan-pertanyaan semacam itu justru mengalihkan perhatian dari fakta ilmiah yang sebenarnya lebih menarik.
Sebagai contoh, penelitian lain yang juga dilakukan oleh Shimada menemukan bukti bahwa megalodon mungkin sebagian berdarah panas. Hal ini bisa memberinya keunggulan dalam berburu mangsa, memungkinkan mereka untuk berenang ke perairan yang lebih dingin dan mengejar paus besar dengan lebih efektif. Faktor inilah yang mungkin berperan besar dalam menjadikan megalodon sebagai predator puncak di lautan purba.
Namun, dengan bukti fosil yang masih sangat terbatas, bentuk asli megalodon tetap menjadi misteri. "Kita masih belum bisa mengesampingkan kemungkinan bahwa megalodon terlihat sangat berbeda dari semua perkiraan kita saat ini," kata Shimada. Hingga fosil lengkap ditemukan, para ilmuwan hanya bisa mengandalkan bukti yang ada untuk merekonstruksi gambaran makhluk laut terbesar dalam sejarah ini.
Baca juga: Seperti Apa Rupa Hiu Megalodon? Secara Ilmiah Masih Misteri
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.