KOMPAS.com - Tim astronom menemukan sistem bintang ganda pertama, bernama D9, di dekat lubang hitam supermasif Sagittarius A* (Sgr A*). Sebelumnya, para ilmuwan mengira sistem seperti ini tidak mungkin ada di wilayah yang penuh turbulensi ini.
D9 diperkirakan akan segera bergabung menjadi satu bintang tunggal, memberikan petunjuk tentang pembentukan bintang muda di lingkungan ekstrem tersebut.
Tim peneliti internasional yang dipimpin oleh PD Dr. Florian Peißker telah menemukan sistem bintang ganda pertama di dekat lubang hitam supermasif Sagittarius A* (Sgr A*) yang terletak di pusat galaksi kita.
Baca juga: 5 Tanda Rematik yang Dirasakan di Pagi Hari, Apa Saja?
Meskipun sebagian besar bintang di alam semesta terbentuk berpasangan atau dalam kelompok, hanya lima sistem bintang ganda yang telah dikonfirmasi berada di dekat Sgr A*, dan semuanya berada pada jarak yang lebih jauh.
Sistem baru yang ditemukan ini, bernama D9, adalah yang terdekat dengan lubang hitam. Para ilmuwan percaya bahwa D9 akan segera bergabung menjadi satu bintang tunggal dalam waktu dekat.
Temuan ini, yang dipublikasikan dalam Nature Communications dengan judul “A binary system in the S cluster close to the supermassive black hole Sagittarius A*”, memberikan wawasan baru tentang kondisi ekstrem di sekitar lubang hitam pusat Bima Sakti.
Baca juga: Lubang Hitam TON 618: Monster Raksasa di Alam Semesta
Selama 30 tahun terakhir, para astronom telah menggunakan teleskop inframerah untuk mengamati bintang-bintang individu di dekat Sgr A*. Namun, pengamatan ini seringkali menimbulkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban. Wilayah pusat galaksi dipadati oleh jutaan bintang dan dibagi menjadi beberapa sub-wilayah.
Salah satu area yang paling menarik adalah gugus bintang S, yang menjadi rumah bagi Sgr A*. Mengingat kepadatan gugus ini sangat tinggi, para astronom lama menduga bahwa seharusnya ada banyak sistem bintang ganda di sana.
Namun, hingga kini, tidak ada sistem bintang ganda yang terdeteksi di wilayah ini, dengan sistem bintang ganda yang sebelumnya diketahui berada lebih jauh dari lubang hitam.
Para peneliti mengaitkan hal ini dengan gaya gravitasi: Bintang-bintang di gugus S bergerak dalam orbit stabil di sekitar lubang hitam, mirip dengan Bumi yang mengorbit Matahari. Namun, kondisi di sana jauh lebih ekstrem karena Sgr A* memiliki massa empat juta kali lebih besar dari Matahari.
Akibatnya, bintang-bintang dapat mencapai kecepatan beberapa ribu kilometer per detik, menciptakan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi pembentukan sistem bintang ganda.
Baca juga: Semburan Energi Terlihat dari Lubang Hitam di Pusat Galaksi Bima Sakti
Para peneliti menemukan D9 dengan mengambil pendekatan berbeda dalam mengamati sumber debu tertentu di gugus bintang S. Biasanya, beberapa pengamatan individu selama setahun digabungkan untuk memperkuat sinyal dari objek-objek tersebut.
“Tidak ada yang melihat secara detail setiap pengamatan malam terhadap sumber debu,” kata Florian Peißker dari Institut Astrofisika Universitas Cologne. “Itulah inti dari studi kami: menyelidiki dan menganalisis setiap malam. Data dari rekaman lebih kabur, tetapi masih cukup baik. Begitulah cara kami mengidentifikasi bintang ganda ini.”
Penemuan D9 kini membuka kemungkinan bagi para peneliti untuk menyelidiki proses pembentukan bintang secara lebih detail, karena sistem ini sangat mungkin akan bergabung dalam beberapa dekade hingga milenium mendatang dan membentuk bintang baru yang sedikit lebih berat.
Hal ini akan memecahkan misteri lain. Karena bintang-bintang di gugus S dekat lubang hitam supermasif lebih muda daripada yang diprediksi oleh teori gugus bintang mana pun. Kehadiran sistem bintang ganda ini dapat memberikan petunjuk baru tentang bagaimana bintang-bintang terbentuk di sekitar lubang hitam pusat.
Para peneliti menduga bahwa beberapa bintang muda terbentuk dari sistem bintang ganda yang sebelumnya bermigrasi dari area ‘parsek dalam’ ke lubang hitam supermasif.
Baca juga: Teleskop Ungkap Pemandangan Lubang Hitam Supermasif Sedang Beraksi
Dr. Michael Zaja?ek, rekan penulis dari Universitas Masaryk di Brno, Republik Ceko, mengatakan: “Hingga kini, masih menjadi misteri bagaimana bintang-bintang muda bisa terbentuk begitu dekat dengan Sgr A*, yang seharusnya mencegah runtuhnya gravitasi yang diperlukan untuk pembentukan bintang. Penemuan sistem bintang ganda ini akan secara signifikan memperluas pengetahuan kita tentang pembentukan bintang.”
Dr. Emma Bordier, rekan penulis dan peneliti pascadoktoral di Pusat Penelitian Kolaboratif 1601 ‘Habitats of Massive Stars across Cosmic Time’ di Universitas Cologne, menambahkan: “Berbagai generasi instrumen Very Large Telescope digunakan untuk pengamatan ini. Temuan baru ini jelas menunjukkan bagaimana kombinasi data arsip dan pengamatan terkini dapat saling melengkapi untuk memungkinkan studi inovatif dan mengarah pada penemuan yang menarik.”
Dengan penemuan ini, para astronom semakin dekat untuk memahami bagaimana bintang-bintang dapat terbentuk dan bertahan di lingkungan ekstrem di dekat lubang hitam supermasif.
Baca juga: Melacak Masa Lalu Lubang Hitam Supermasif di Galaksi Bima Sakti
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.