KOMPAS.com - Di masa depan, penjelajahan ruang angkasa diperkirakan akan semakin banyak dilakukan seiring kebutuhan manusia mencari koloni yang bisa ditinggali. Namun sebelum menjelajahi planet lain, titik terdekat yang bisa dijadikan stasiun adalah Bulan.
Selain menjadi stasiun, Bulan juga memiliki potensi kekayaan mineral yang bisa digunakan manusia. Karenanya, program Artemis NASA yang bernilai miliaran dolar bukan hanya akan mengirim astronot kembali ke Bulan. Mereka juga akan membuka jalan bagi operasi penambangan. Tiongkok juga memiliki niat serupa.
Semua ini menggerakkan perlombaan baru dimana perusahaan-perusahaan swasta berlomba-lomba mencari cara untuk mengekstraksi sumber daya Bulan.
Baca juga: Pertanyaan yang Harus Dijawab Sebelum Manusia Menambang Bulan
Pertanyaannya, ada bahan tambang apa saja di Bulan sehingga orang ingin menambangnya?
Sejak misi Apollo membawa sampel batuan Bulan ke Bumi, para ilmuwan telah menemukan berbagai jenis mineral dan bahan tambang yang menarik perhatian. Menurut para peneliti, bahan yang bisa didapatkan antara lain:
Helium-3 adalah isotop langka yang banyak ditemukan di permukaan Bulan, terutama pada lapisan regolith yang terkena paparan angin matahari selama miliaran tahun. He-3 memiliki potensi besar sebagai bahan bakar untuk reaktor fusi nuklir, yang dapat menghasilkan energi bersih dan hampir tanpa limbah radioaktif.
Helium-3 dapat mengurangi ketergantungan manusia pada bahan bakar fosil dan energi nuklir konvensional.
Penelitian yang dipublikasikan oleh NASA dan European Space Agency (ESA) menunjukkan bahwa sekitar 1 juta ton Helium-3 di Bulan cukup untuk memenuhi kebutuhan energi global selama beberapa abad.
Ilmenit adalah mineral oksida yang mengandung besi, titanium, dan oksigen. Mineral ini cukup melimpah di daerah maria (dataran gelap) Bulan.
Ilmenit yang dipanaskan bisa menjadi sumber oksigen, sedangkan ekstraksi titanium di dalamnya bisa dipakai untuk material konstruksi luar angkasa karena sifatnya yang ringan dan kuat.
Menurut studi oleh Lunar and Planetary Institute, ilmenit dapat digunakan dalam sistem pendukung kehidupan di pangkalan Bulan, menyediakan oksigen bagi astronot dan bahan konstruksi.
Baca juga: Siapakah Pemilik Bulan?
Regolith adalah lapisan tanah permukaan Bulan yang mengandung partikel halus dari mineral seperti silikat, aluminium, dan kalsium.
Penelitian oleh European Space Agency menunjukkan bahwa regolith dapat dilebur menjadi bahan bangunan menggunakan teknologi cetak 3D, yang akan sangat berguna untuk mendirikan habitat di Bulan.
Penemuan air dalam bentuk es di kawah yang terus-menerus berada dalam bayangan di kutub Bulan merupakan salah satu penemuan terbesar dalam eksplorasi Bulan.
Studi oleh NASA menggunakan instrumen Lunar Reconnaissance Orbiter dan misi Chandrayaan-1 dari India mengonfirmasi adanya es air di kawah kutub. Ini membuka peluang untuk mendukung misi jangka panjang di Bulan.