优游国际

BANDUNG, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Nixon LP Napitupulu mengatakan bahwa lebih dari 30 persen akad Kredit Pemilikan Rumah (KPR) gagal karena pinjaman online (pinjol).

"Sudah lebih dari 30 persen penjualan rumah batal gara-gara SLIK (Sistem Layanan Informasi Keuangan)-nya jelek," ujar Nixon saat mendampingi Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait melakukan kunjungan kerja ke perumahan subsidi di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (29/12/2024).

Hal serupa juga dikeluhkan oleh Ketua Asosiasi Pengembang Rumah Sederhana Sehat Nasional Jaya (Appernas Jaya) Andre Bangsawan.

Baca juga: 500 Rumah di Kaltim Garapan Berau Coal Mulai Dibangun

Pinjol menjadi masalah besar yang menghambat penjualan perumahan. Padahal sejatinya, uang yang dipinjam oleh masyarakat terbilang kecil, namun mereka terlilit bunga yang diberikan oleh peer-to-peer lending atau pemberi pinjaman.

"Maksud saya hanya masalah kecil, misalnya hanya uang Rp 200.000, Rp 150.000, kok orang enggak bisa-bisa beli rumah?," ungkap Andre.

Menurut Andre, BTN selaku salah satu bank penyalur KPR telah berupaya untuk mengatasi masalah ini.

"BTN sudah bersurat ke OJK (Otoritas Jasa Keuangan), sudah macam-macam dilakukan. Sudah bersinergi dengan kami, tetap (pinjol tetap menjadi penghambat penjualan rumah)," lanjut Andre.

Pada kesempatan tersebut, Maruarar Sirait mengatakan akan melakukan rapat dalam jaringan (daring) dengan OJK pada 7 Januari 2025 dan bertatap muka pada 10 Januari 2025 untuk membahas masalah pinjol ini.

"Kita usahakan ya. Kita akan lakukan pertemuan dengan Ibu Kiki. Tugas menteri juga adalah fasilitator. Kalau ada masalah begini dari pengembang, tentu dibantu," jelas Ara.