KOMPAS.com - Pertumbuhan indeks harga rumah seken per Oktober 2024 di 13 kota besar Indonesia secara umum naik sebesar 1,7 persen secara tahunan.
Hal itu berdasarkan data Rumah123 Flash Report edisi November 2024 yang dikutip dari laman resmi pada Selasa (3/11/2024).
Namun dari 13 kota, tidak semuanya mengalami kenaikan harga secara tahunan. Di mana tercatat di sembilan kota saja.
"Ada empat kota yang mengalami perlambatan pertumbuhan harga, yakni Makassar (4,4%), Bekasi (0,6%), Surabaya (0,4%) dan Jakarta (0,2%)," ujar Head of Research Rumah123, Marisa Jaya.
Baca juga: Harga Rumah Seken di Denpasar Melesat Paling Tinggi
Di Makassar, meskipun pertumbuhan harga cenderung fluktuatif, tren perlambatan harga secara tahunan mulai terlihat pada awal 2024, kecuali pada Agustus dan September yang mencatatkan pertumbuhan masing-masing sebesar 2,5 persen dan 13,5 persen.
Perlambatan pertumbuhan indeks harga di kota ini terjadi di beberapa kecamatan seperti Mariso dan Makassar dalam 3–5 bulan terakhir.
Kemudian di Bekasi, perlambatan harga tahunan secara konsisten telah terjadi dalam enam bulan terakhir.
Area seperti Bekasi Selatan, Cikarang Selatan, dan Rawalumbu menjadi wilayah dengan perlambatan rata-rata median harga sejak pertengahan 2024.
Sementara itu, Jakarta mengalami perlambatan pertumbuhan harga tahunan dalam dua bulan terakhir, dengan indeks year-on-year sebesar 0,1 persen pada September dan 0,2 persen pada Oktober 2024.
Perlambatan median harga tahunan terlihat di sejumlah kecamatan, seperti Kembangan dan Taman Sari Jakarta Barat, serta Jatinegara dan Pasar Rebo di Jakarta Timur.
Surabaya juga menunjukkan perlambatan pertumbuhan indeks harga tahunan, setelah sempat mencatatkan pertumbuhan positif pada awal tahun.
"Wilayah seperti Benowo, Lakarsantri, Sambikerep, dan Wonokromo mencatatkan perlambatan yang cukup konsisten dalam 5–9 bulan terakhir," tandasnya.
Marisa menjelaskan, jika ditilik berdasarkan ukuran luas bangunan, tren di Makassar mengalami perlambatan pertumbuhan indeks harga pada segmen rumah di bawah 60 m2 dan 91-150 m2, di mana masing-masing mengalami penurunan sebesar 3,1 persen.
Sementara di segmen ukuran 61-90 m2 tetap tumbuh positif sebesar 5,8 persen, ukuran 151-250 m2 naik 7,1 persen dan luas di atas 251 m2 pergerakan median harga cenderung stagnan.
Di beberapa wilayah Jakarta, perlambatan pertumbuhan median harga terjadi pada sejumlah segmen luas bangunan.