优游国际

JAKARTA, KOMPAS.com -Hingga tahun 2026 mendatang, dipastikan tidak ada pasokan gedung perkantoran baru di Surabaya.

Menurut Head of Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto ketiadaan pasokan baru ini lantaran developer melihat masih banyak ruang kantor yang belum terisi.

“Total pasokan office (perkantoran) di Surabaya memang sudah cukup tinggi. Jadi developer tidak lagi membangun proyek baru,” ungkap Ferry dalam Media Briefing Property Market Kuartal II-2024, Rabu (3/6/2024).

Baca juga: Hampir 80 Hektar Ruang Kantor di Kawasan Sudirman Kosong

Dikatakan, pasar perkantoran di Surabaya memang sudah mulai sepi pasokan setelah tahun 2022. Keadaan ini bertahan hingga tiga tahun

“Ini sebenarnya sesuatu positif karena memang tingkat okupansi gedung perkantoran di Surabaya masih dalam taraf berjuang gitu,” jelasnya.

Ferry menjelaskan, pada tahun 2023, okupansi ruang kantor di Surabaya ada di angka 63,6 persen. Sementara di kuartal II tahun 2024, okupansi tersebut hanya bergerak naik sedikit di angka 67,64 persen.

“Kami perkirakan tahun ini memang akan ada pergerakan naik walaupun masih belum terlalu tinggi,” papar Ferry.

Baca juga: Tak Diminati, Jakarta Timur Masih Minim Ruang Kantor

Kenaikan okupansi yang masih rendah tersebut juga berpengaruh terhadap harga sewa yang masih stagnan.

Memang, kata Ferry, jika dibandingkan tahun lalu, harga sewa ruang kantor di Surabaya telah mengalami kenaikan tapi hanya dalam persentasi yang kecil.

“Masih kecil kenaikannya namun harus dilihat lagi keadaan dalam beberapa tahun ke depan ketika tidak ada pasokan,” tambah Ferry.