KOMPAS.com - Gambar-gambar buatan kecerdasan buatan (AI) bergaya Studio Ghibli marak dibagikan para pengguna media sosial, termasuk di Indonesia. Gambar-gambar ini memantik perdebatan soal hak cipta dan masa depan seni global.
OpenAI, pemilik platform ChatGPT, baru-baru ini meluncurkan generator gambar terbarunya pada platform ChatGPT-4o yang memungkinkan para pengguna membuat gambar bergaya khas studio animasi Ghibli asal Jepang.
Fitur baru yang diluncurkan perusahaan berbasis di Amerika Serikat itu memungkinkan pengguna membuat gambar dalam berbagai gaya, termasuk fotografi dan animasi.
Fitur tersebut tersedia di platform ChatGPT, baik dalam layanan gratis maupun premium. Sejak saat itu gambar-gambar bergaya Ghibli menyebar ke seluruh platform media sosial.
Baca juga:
Para pengguna memanfaatkan fitur baru tersebut untuk menghasilkan visual swafoto, hewan peliharaan, bahkan tokoh politik bergaya Ghibli yang khas dengan warna-warna cerah serta mata dan wajah dalam cerita-cerita dongeng.
CEO OpenAI, Sam Altman, adalah orang pertama yang mengunggah foto dirinya dan beberapa karyawan perusahaan di media sosial X (sebelumnya bernama Twitter).
Ia mencuitkan foto dirinya dalam gaya anime Studio Ghibli. Hal tersebut semakin mempopulerkan tren ini.
Dalam cuitan lainnya, Altman mengunggah foto dirinya bersama insinyur inovasi OpenAI, Gabriel Goh, yang mengembangkan fitur baru tersebut.
"Ini adalah hasil kerja keras yang sungguh-sungguh dari @gabeeegoooh, selamat Gabe; kerja yang luar biasa! Dan inilah yang kami buat selama siaran langsung."
Elon Musk, CEO X, juga mengungkapkan kegembiraannya mengenai fitur baru ChatGPT. Dia membagikan gambar dirinya sendiri sebagai tokoh monyet Rafiki dari The Lion King sedang menggendong anjing kecil seakan-akan ia adalah "calon raja di kerajaan internet."
Dia memberi judul pada gambarnya, "Tema hari ini."
Baca juga: Ramai Tren Foto ala Ghibli Pakai ChatGPT, Hayao Miyazaki Muak dengan Animasi Berbasis AI
Studio ini memiliki reputasi kuat di industri animasi global. Karyanya telah dinikmati banyak penonton dari seluruh dunia, serta memenangkan banyak penghargaan.
Miyazaki pernah menjelaskan asal mula ide pendirian studio itu.
"Saya tidak ingin membuat film yang tidak ada harapan dan menimbulkan perasaan buruk. Saya ingin membuat film yang mengatakan bahwa hidup ini layak dijalani."